Wednesday, October 10, 2018

Prinsip Dasar Desain Sistem Pembelajaran


PRINSIP DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN

A.    Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.
1.      Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
2.      Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
3.      Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain pembelajaran adalah pengembangan secara sistematis dari spesifikasi
pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Proses perancangan dan pengembangan ini meliputi segala proses analisis kebutuhan pembelajaran, tujuan dan pengembangan sistem untuk mencapai tujuan,. pengembangan bahan dan aktivitas pembelajaran, uji coba dan evaluasi dari seluruh pembelajaran dan aktivitas peserta didik.
Gagne (1985) menyatakan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar peserta didik, proses belajar tersebut memiliki tahapan saat ini dan tahapan jangka panjang. Shambaugh dalam (Wina Sanjaya, 2009: 67) menjelaskan tentang desain pembelajaran sebagai berikut. An intellectual process to help teachers systematically learners needs and construct structures possibilities to responsively addres those needs. (Sebuah proses intelektual untuk membantu pendidik menganalisis kebutuhan peserta didik dan membangun berbagai kemungkinan untuk merespon kebutuhan tersebut). Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh Gentry (1985: 67), bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk keefektifan pencapaian tujuan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain pembelajaran adalah
pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran. Kegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di dalamnya mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran.
B.     Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran
Berdasarkan teori nelajar kognitif dan teori pemrosesan informasi serta teori komunikasi, dapat dikembangkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan desain pesan pembelajaran, ada lima prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
1.      Prinsip kesiapan/motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memiliki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik.
Kesiapan mental diartikan sebagai kesiapan kemampuan awal, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dalam belajar yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun desain pesan, pengajar harus lebih dulu mengetahui kesiapan peserta didik melalui tes penjajagan atau tes prasyarat belajar yang diberikan pada peserta didik. Jika diketahui pengetahuan awal peserta didik belum mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/martikulasi.
Sedangkan kesiapan fisik, berati bahwa peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Sedangkan motivasi adalah merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi peserta didik untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya.
2.      Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian peserta didik belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin baik. Semakin baik perhatian peserta didik, semakin baik proses dan hasil belajarnya.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian peserta didik antara lain:
·         Mengkaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan peserta didik.
·         Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan dan media-media pembelajaran visual lainnya.
·         Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik-topik yang sudah dipelajari.
·         Menggunakan musik penyeling.
·         Menciptakan suasana riang.
·         Teknik penyajian yang bervariasi.
·         Mengurani bahan/materi yang tidak relevan.
3.      Prinsip pertisipasi aktif peserta didik
Meliputi aktivitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Contoh aktivitas mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktivitas emosional misalnya semangat, sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan dan lain-lain.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan peserta didik adalah:
·         Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung.
·         Mengerjakan latihan pada setiap akhir satu bahasan.
·         Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan.
·         Membentuk kelompok belajar.
·         Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif.
4.       Prinsip umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya dengan memberikan soal atau pertanyaan kepada peserta didik, kemudian memberitahukan tugas apakah tugas yang dikerjakan sudah benar. Kembalikan pekerjaan peserta didik yang telah dikoreksi, dinilai atau diberi komentar/ catatan oleh guru.
5.      Prinsip perulangan
Mengulang-ngulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan materi pembelajaran atau keterampilan tertentu memerlukan perulangan, tidak adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan.
Upaya mengulang informasi dapat dilakukan dengan cara yang sama dan dengan media yang sama. Misalnya media kaset diputar berulang-ulang., membaca buku dua atau tiga kali.
Prinsip-prinsip khusus desain pembelajaran  antara lain:
1.      Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan: ketentuan/kebijakan pemerintah, survey persepsi user, survey pandangan para ahli atau nara sumber, pengalaman badan pemerintah yang lain atau negara lain, penelitian sebelumnya.
2.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan: penjabaran tujuan ke dalam bentuk pengalaman belajar yang diharapkan, isi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan disusun berdasarkan aturan logis dan sistematis.
3.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar: keselarasan pemilihan metode, memperhatikan perbedaan individual, pencapaian aspek kognitif, afektif dan skills.
4.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan media: ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi, pengorganisasian alat dan bahan, pengintegrasian ke dalam proses.
5.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian: kesesuaian dengan isi dan tingkat perkembangan peserta diklat, waktu, administrasi penilaian.
C.    Desain Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran
yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Komponen pembelajaran meliputi; peserta didik, pendidik, kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, fasilitas, lingkungan dan tujuan. Komponen-komponen tersebut hendaknya dipersiapkan atau dirancang (desain) sesuai dengan program pembelajaran yang akan dikembangkan.
Untuk mendesain pembelajaran harus memahami asumsi-asumsi tentang hakekat
desain sistem pembelajaran, Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain system pembelajaran sebagai berikut:
(1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar,
(2) desain sistem pembelajaran diarahkan kepada peserta didik secara individual dan kelompok,
(3) hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan pengiring,
(4) sasaran terakhir desain sistem pembelajaran adalah memudahkan belajar,
(5) desain sistem pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar,
(6) inti desain sistem pembelajaran adalah penetapan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, (metode, media, skenario, sumber belajar, sistem penilaian) yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penyusunan desain sistem pembelajaran berpijak pada teori preskriptif. Teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free maksudnya bahwa teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya bahwa yang diamati dalam pengembangan teori pembelajaran preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan (I Nyoman Sudana Degeng, 1997: 6-8).
D.    Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen-komponen yang terdapat di dalam desain sistem pembelajaran biasanya
digambarkan dalam bentuk yang direpresentasikan dalam bentuk grafis atau flow chart. Model desain sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Desain sistem pembelajaran berperan sebagai alat konseptual, pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis, merancang, menciptakan, mengevaluasi program pembelajaran, dan program pelatihan.
Untuk merancang dan mengembangkan sistem pembelajaran, dipengaruhi oleh beberapa komponen sebagai berikut:
1.      Kemampuan awal peserta didik dan potensi yang dimiliki
2.      Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik
3.      Analisis materi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
4.      Analisis aktivitas pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
5.      Pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pembelajaran dan kemampuan peserta didik
6.      Strategi pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
7.      Sumber belajar, adalah sumber-sumber yang dapat diakses untuk memperoleh materi yang akan dipelajari
8.      Penilaian belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik.
Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) terdapat empat komponen dasar dalam perencanaan desain pembelajaran. Keempat hal tersebut mewakili pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.      Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau peserta ajar)
2.      Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
3.      Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari? (strategi pembelajaran)
4.      Bagaimanakah cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur evaluasi)
E.     Kedudukan Desain Sistem Pembelajaran
Setiap komponen memiliki peran dan fungsi sesuai dengan konteksnya. Untuk
membuat rancangan dan pengembangan sistem pembelajaran harus memahami posisi dan perannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Kedudukan desain sistem pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran secara umum meliputi tiga tahap, yaitu tahap pertama; merancang dan mengembangkan system pembelajaran, kedua penerapan desain sistem pembelajaran dan ketiga evaluasi pembelajaran/.

F.     Hubungan Antara Desain Pembelajaran Dengan Pendidikan
Secara umum bidang pendidikan terdiri dari kurikulum, konseling, administrasi, evaluasi, dan pembelajaran. Nampaknya terdapat overlap antara kurikulum dan pembelajaran. Namun kita dapat membedakan keduanya. Kurikulum terutama berkenaan dengan apa yang akan diajarkan, sementara pembelajaran adalah bagaimana mengajarkannya.
Di bawah ini penjelasan hubungan antara pembelajaran dengan kelima kawasan pembelajaran:
·         Pembelajaran
Bidang pembelajaran terdiri dari lima kegiatan pokok: desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Masing-masing kegiatan dilakukan oleh orang yang kompeten dalam bidang pembelajaran. Kegiatan ini berkenaan dengan pemahaman dan perbaikan cara-cara untuk mencapai hasil yang optimal.
·         Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran berhubungan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses penentuan metode pembelajaran yang tepat untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dalam diri siswa yang berkaitan dengan pengetahuan dang keterampilan sesuai dengan isi pembelajaran dan siswa tertentu. Ibarat orang yang akan membuat rumah, desain pembelajaran adalah blueprint yang dibuat oleh seorang arsitek. Blueprint ini menyatakan metode apa yang seharusnya digunakan untuk materi dan siswa tertentu. Desain pembelajaran menuntut pengetahuan tentang berbagai metode pembelajaran, bagaimana memadukan metode-metode yang ada, dan situasi-situasi yang memungkinkan penggunaan metode-metode tersebut secara optimal.
·         Pengembangan Pembelajaran
Pengembangan pembelajaran berkenaan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode dalam menciptakan pembelajaran (methods of creating instruction). Pengembangan pembelajaran merupakan proses perumusan dan penggunaan prosedur yang optimal untuk menciptakan pembelajaran baru dalam situasi tertentu. Pengembangan pembelajaran menghasilkan sumber-sumber pembelajaran yang siap pakai, diktat, dan rencana pembelajaran.
·         Pemanfaatan Pembelajaran
Pemanfaatan pembelajaran berhubungan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan serta penggunaan metode-metode pembelajaran yang telah dikembangkan. Pemanfaatan pembelajaran merupakan proses penentuan dan penggunaan prosedur-prosedur yang optimal untuk mencapai outcome yang optimal. Hasil dari pemanfaatan pembelajaran adalah program pembelajaran yang telah dimodifikasi sedemikan rupa sehingga menghasilkan efektivitas program yang optimal. Pemanfaatan pembelajaran menuntut pengetahuan tentang berbagai prosedur pemanfaatan, perpaduan prosedur yang optimal, dan situasi-situasi yang memungkinkan optimalisasi model-model pemanfaatan.
·         Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran terkait dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pengelolaan penggunaan program pembelajaran yang diimplementasikan. Pengelolaan yang dimaksud hanya berkenaan dengan satu program pembelajaran dalam sebuah lembaga. Pengelolaan pembelajaran merupakan proses penentuan dan penggunaan jadwal yang optimal, teknik pengumpulan data tentang kemajuan siswa dan kelemahan program, prosedur penilaian, revisi program, dan lain-lain. Hasil yang diharapkan adalah penggunaan dan pemeliharaan program pembelajaran yang diimplementasikan.
·         Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran berkaitan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode penilaian efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan sebelumnya: seberapa baik program pembelajaran didesain, seberapa jauh program ini dikembangkan, apakah dimanfaatkan dengan baik, dan seberapa baik program ini dikelola. Hasil dari evaluasi ini adalah deskripsi kekurangan yang ada, konsekuensi-konsekuensinya, dan rekomendasi untuk perbaikan.
Berdasarkan uraian diatas ditemukan permasalahan yaitu:
1.      Dalam penyusunan desain pembelajaran berpijak pada teori yaitu teori perspektif dan teori deskriptif. Nah coba anda jelaskan dimana perbedaan dari kedua teori tersebut? Dan apakah dalam desain pembelajaran menggunakan kedua teori itu atau menggunakan teori mana yang lebih unggul?
2.      Apakah pernyataan “perencanaan atau desain setiap kegiatan melibatkan komponen dalam kegiatan tersebut” berlaku dalam perencanaan atau desain pembelajaran? Bagaimana tinjauan dari aspek guru dan siswa?
3.      Dalam prinsip-prinsip desain pembelajaran ada prinsip kesiapan/motivasi. Bagaimana cara jika anda sebagai pendidik untuk menekankan pada prinsip itu dalam proses pembelajaran? Jelaskan!

16 comments:

  1. Dalam penyusunan desain pembelajaran berpijak pada teori yaitu teori perspektif dan teori deskriptif. Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Menurut saya dalam merancang desain pembelajaran, kita menggunakan kedua teori karena kita merancang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai lalu dilakukan proses dengan metode yang optimal agar dapat melihat hasilnya apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran awal tadi

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih atas jawabannya kak fanny jawabannya cukup memberikan saya pencerahan. namun disini saya kurang setuju pada kesimpulan kakak yang mengatakan bahwa bisa menggunakan 2 teori. karena disini teori deskriptif dan preskrptif jelas berbeda berikut saya jelaskan perbedaannya.
      teori deskriptif (goal free) menjelaskan hubungan antara pengalaman guru dengan proses psikologis dalam diri siswa sedangkan preskriptif menjelaskan hubungan anatara kegiatan pembelajaran dengan proses psikologis siswa. teori deskriptif juga tidak berurusan dengan metode pembelajaran sedangkan teori preskriptif harus memasukkan variabel metode pembelajaran. dalam deskriptif juga media memudahkan guru sedangkan preskriptif media sebagai sumber belajar. dari perbedaan ini jelas teori preskriptif lebih baik dan lebih optimal untuk mencapai tujuan desain pembelajaran.

      Delete
    2. Menambahkan sedikit jawaban dari kak fanny Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses belajar, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Adapun Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil

      Delete
    3. mau menambahkan juga sedikit bahwa teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya, variabel yang diamati dalam teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan.

      Delete
  2. Menanggapi permasalahan nomor 3 mengenai cara menekankan prinsip motifasi dalam proses pembelajaran menurut saya dapat kita lakukan dengan membuat siswa mengetahui akan manfaat yang dirasakannya setelah mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajarinya tersebut, manfaat tersebut bisa dalam kehidupan sehari-hari agar siswa terdorong dan menyadari bahwa materi tersebut sangat penting untuk di pelajarinya, Karena sesuai dengan apa yang dijelaskan dian bahwa motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang mana dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Selain itu bisa pula dnegan penggunaan media dan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Kedua hal ini juga dapat medorong meningkatnya motifasi siswa dalam belajar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih atas jawaban kak fira cukup bagus namun disini saya ingin menambahkan kekurangan jawaban dari kak fira agar lebih jelas lagi bahwa dalam prinsip kesiapan/motivasi disini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memiliki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik.
      Kesiapan mental diartikan sebagai kesiapan kemampuan awal, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dalam belajar yang dapat dijadikan pijakan untuk mempelajari materi baru. Oleh sebab itu, dalam menyusun desain pesan, pengajar harus lebih dulu mengetahui kesiapan peserta didik melalui tes penjajagan atau tes prasyarat belajar yang diberikan pada peserta didik. Jika diketahui pengetahuan awal peserta didik belum mencukupi, maka dapat diadakan pembekalan/martikulasi.
      Sedangkan kesiapan fisik, berati bahwa peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

      Delete
  3. saya akan mencoba menjawab pertnayaan no. 2 dari dian, menurut saya pernyataan itu berlaku bahwa setiap perencanaan melibatkan tiap komponen dari kegiatan itu sendiri. alasannya karena pada dasarnya perencanaan dalam desain pembelajaran itu haruslah melihat berbagai aspek terutama komponennya agar dapat mencapai apa yang diharapkan. tiap komponen haruslah dianalisa dan dipikirkan dampak dan manfaatnya sehingga saat diterapkan mendapat feedback yang optimal

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih atas jawaban dari kak rini cukup memberikan saya pencerahan dan cukup paham maksud pernyataan tadi. namun saya ingin menambahkan dengan memberi contoh sedikit dari penjelasan kk tadi. saya contohkan antara guru dan siswa. aspek guru disini yang harus ditampilkan dalam pembelajaran ssetidaknya dapat terkondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia. ketersediaan waktu menjadi penentu agar pembelajarn yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. dalam kata lain indikator ketercapaian kompetensi telah terukur dan mampu menggambarkan tingkat kepahaman dari peserta didik. guru harus mampu mengajak siswa tertarik dengan pelajaran yang diberikan melalui inovasi kreatif dalam mengajar, misalnya penggunaan metode ke objek yang terkait dengan materi ajar.
      aspek siswa, komponen pembelajaran yang dibutuhkan siswa setidaknya telah tersedia media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan materi ajar yang sedang diberikan. kesesuaian ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. pada akhirnya siswa denagn mudah menyerap pelajarn yang sedang diberikan. sehingga terbukti bahwa dalam membuat perencaan pembelajaan melibatkan komponen-komponen yang terlibat agar tercipta nya tujuan desain pembelajaran yang sudah di susun

      Delete
  4. saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 terkait motivasi
    diketahui motivasi adalah merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan itu bisa berasal dari dalam atau luar. Semakin tinggi motivasi peserta didik untuk belajar, semakin tinggi pula proses dan hasil belajarnya. seperti tanggapan syafira sebelumnya kita bisa mencontohkan manfaat kimia dalam kehidupan sehari-hari dan juga kita bisa memberikan pujian ketika peserta didik dapat memecahkan permasalahan dengan kata hebat, bagus sekali... pintar dan sebagainya

    ReplyDelete
  5. menjawab pertanyaan nomor 3, penekanan motivasi/kesiapan siswa juga dapat dilakukan guru dengan cara menyiapkan bahan ajar (media/alat peraga) yang dapat menarik perhatian siswa. sehingga nantinya siswa akan terus bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat, serta termotivasi untuk belajar kimia. kalaupun memang tidak ada alat/media penunjang di sekolah tsb, guru juga dapat seperti yg dikatakan syafira memberitahu siswa mengenai manfaat/peran kimia dalam kehidupan sehari". seperti manfaat magnesium hidroksida pada obat mag, dll.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sependapat dengan rina bahwa penekanan motivasi/kesiapan siswa juga dapat dilakukan guru dengan cara menyiapkan bahan ajar (media/alat peraga) yang dapat menarik perhatian siswa. sehingga nantinya siswa akan terus bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat, serta termotivasi untuk belajar kimia. kalaupun memang tidak ada alat/media penunjang di sekolah tsb, guru juga dapat memberitahu siswa mengenai manfaat/peran kimia dalam kehidupan sehari". seperti manfaat Magnesium hidroksida pada obat mag, pada pengolahan tahu, dsb.

      Delete
  6. Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses belajar, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.
    Adapun Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil.

    Masing masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan.
    1.kelebihan teori belajar deskriptif yaitu lebih terkonsep sehingga siswa lebih memahami materi yang akan disampaikan.mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.
    2.Kekuragan teori belajar deskiptif yaitu kurang memperhatikan sisi psikologis siswa dalam mendalami suatu materi.
    3.Kelebihan teori belajar prespektif yaitu lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas. banyak member motivasi agar terjadi proses belajar mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal.
    4.Kekurangan teori belajar prespektif yaitu membutuhkan waktu cukup lama.

    Menurut saya dalam merancang desain pembelajaran, kita menggunakan kedua teori karena kita merancang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai lalu dilakukan proses dengan metode yang optimal agar dapat melihat hasilnya apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran awal tadi.

    ReplyDelete
  7. Saya akan menjawab pertanyaan no.2
    Apakah pernyataan “perencanaan atau desain setiap kegiatan melibatkan komponen dalam kegiatan tersebut” berlaku dalam perencanaan atau desain pembelajaran? Bagaimana tinjauan dari aspek guru dan siswa?

    Menurut pendapat saya Sama halnya pada setiap perencanaan, semua komponen tentu terlibat dalam kegiatan tersebut. Begitu pula dalam perencanaan pembelajaran. Guru sebagai penyampai pelajaran memiliki multiperan seperti penulis skenario, aktor, sekaligus sutradara dalam pembelajaran yang dilaksanakannya.

    Dari aspek guru, yang harus ditampilkan dalam pembelajaran setidaknya dapat terkondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Ketersediaan waktu menjadi penentu agar pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam kata lain, indikator ketercapaian kompetensi telah terukur dan mampu menggambarkan tingkat kepahaman dari peserta didik. Guru harus mampu mengajak siswa tertarik dengan pelajaran yang diberikan melalui inovasi kreatif dalam mengajar, misalnya penggunaan metode anjangsana (kunjungan) ke objek yang terkait dengan materi ajar.

    Dari aspek siswa, komponen pembelajaran yang dibutuhkan siswa setidaknya telah tersedia media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan materi ajar yang sedang diberikan. Kesesuaian ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada akhirnya siswa akan dengan mudah menyerap pelajaran yang sedang diberikan. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan efektif karena mampu mengarahkan siswa untuk paham dengan materi pelajarannya.

    ReplyDelete
  8. Saya akan menjawab permasalahan yang ketiga dimana cara meningkatkan motivasi/kesiapan adalah dengan cara menunjukkan kepada siswa bahwa kita bener sudah siap untuk belajar, tidak lupa membawa perlengkapan pembelajaran, bahan ajar dan baswn, kemudian smpaikan tujuan pembelajaran dan manfaat belajar materi tsb dalam kehidupan sehari2, sehingga mereka bisa merasa penting untuk belajar hal tersebut dan termotivasi untuk belajar lebih lanjut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sependapat dengan kak Melda, bahwa siswa akan merasa pembelajaran itu bermakna jika ia melihat dan merasakan langsung dengan kehidupanny.

      Delete
  9. saya sependapat dengan jawaban melda, salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan motivasi/kesiapan adalah dengan cara menunjukkan kepada siswa bahwa kita bener sudah siap untuk mengajar dan membelajarkan siswa, tidak lupa membawa perlengkapan pembelajaran, bahan ajar dan lainsebagainya, kemudian smpaikan tujuan pembelajaran dan manfaat belajar materi tsb dalam kehidupan sehari2, sehingga mereka bisa merasa penting untuk belajar hal tersebut dan termotivasi untuk belajar lebih lanjut. selain itu dengan melakukan demonstrasi yang menarik diaal pembelajaran juga akan berdampak pada motivasi siswa.

    ReplyDelete