Sunday, February 10, 2019

BLOG 2 PENILAIAN KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM KIMIA


PENILAIAN KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM KIMIA
Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar tertentu.
           Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
              Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
                 Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
Ada 7 kriteria Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (Performance Assessment) berkualitas atau tidak.
1. Generability: apakah kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas lain.
2. Authenticity: apakah tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam praktek kehidupan sehari-hari
3. Multiple foci: apakah tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan
4. Teachability: tugas yg diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas?
5. Fairness: apakah tugas yg diberikan sudah adil untuk semua siswa.
6. Feasibility: apakah tugas yg diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat, waktu atau alat)
7. Scorability: apakah tugas yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable ?
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
1.        Penilaian Sikap

Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah:
  • Sikap terhadap subjek
  • Sikap positif terhadap belajar
  • Sikap positif terhadap diri
  • Sikap terhadap seseorang yang berbeda

Teknik penilaian sikap dapat berupa: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta.

2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas (suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data) yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas

Penilaian cara ini dapat dilakukan terhadap perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan hasil akhir proyek. Dalam penilaian ini guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) ataupun skala rentang (rating scale)

3. Penilaian Portofolio
Penilaian Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karya siswa.

Dalam mengembangkan penilaian portofolio, guru perlu melakukan hal-hal berikut.
  • Menjelaskan maksud penggunaan portofolio.
  • Menentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
  • Mengumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map/folder/wadah.
  • Memberi tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu
  • Menentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio siswa beserta pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan
  • Meminta siswa menilai karyanya secara berkesinambungan
  • Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki lagi
  • Bila perlu, menjadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.

4. Penilaian Diri
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam menerapkan penilaian diri ini, guru perlu melakukan hal-hal berikut.

  • Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
  • Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
  • Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala rentang
  • Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri
  • Mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif

Beberapa pedoman untuk memeriksa kualitas perangkat penilaian kinerja dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) esensial dan valid (dihubungkan dengan standar dan tujuan utama kurikulum); 2) otentik (problem dan proses mendekati atau sesuai dunia nyata); 3) Integratif (menuntut integrasi pengetahuan, konsep, sikap dan kebiasaan berpikir). 4.) pengukuran bersifat open ended (merangsang munculnya pertanyaan‑pertanyaan sepanjang pengerjaan tugas); 5) problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan; 6) mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana; 7).feasible (aktivitas aman bagi siswa dan dapat dikerjakan); 8) penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa; 9) penggunaan kelompok kerja dapat merangsang proses berpikir individual; 10) akuntabilitas individual (meskipun digunakan kelompok kerja, kinerja individual harus mudah diobservasi); 11) terdapat sejumlah definisi (bila diperlukan) dan petunjuk yang jelas, 12) pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan; 13) siswa memiliki beberapa format pilihan cara untuk mempresentasikan produk akhir, 14) kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan; 15) panduan penskoran harus mudah digunakan.
Langkah‑langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu: 1) menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa; 2) memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya), 3) memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya dengan kehidupan nyata); 4) memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran; 5) mengujicoba task dan rubrik pada pembelajaran; serta 6) memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada pembelajaran berikutnya.
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan. Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik, contoh:
sangat kompeten                        tidak kompeten
3          2          1         0        -1         -2          -3
2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:
teliti                                                  tidak teliti
3          2          1         0        -1         -2          -3
3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur. contoh pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter. Penilaian dengan menggunakan skala sebagai berikut:
lengkap                                       tidak lengkap
3          2          1         0        -1         -2          -3
4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:
tepat                                                 tidak tepat
3          2          1         0        -1         -2          -3
5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan  beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:
relevan                                          tidak relevan
3          2          1         0        -1         -2          -3
Berdasarkan uraian diatas bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif  dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus?
Apakah dari semua metode penilaian kinerja ini harus digunakan semuanya atau hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus dinilai?

12 comments:

  1. Apakah dari semua metode penilaian kinerja ini harus digunakan semuanya atau hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus dinilai?

    Menurut saya hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus kita nilai, contohnya dalam praktikum jika tidak membuat suatu produk maka metode yang cocok adalah lembar observasi dalam menilai keterampilan kinerja dalam pelaksanaan praktikum dan juga portofolio atau yang disebut juga dengan laporan kerja setelah praktikum. Kedua ini saling melengkapi dalam penilaian psikomotor dalam pelaksanaan praktikum kimia dilaboratorium.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan rini bahwa pada saat yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

      Delete
  2. menurut saya untuk pertanyaan bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus?
    jika memang guru merasa cukup kewalahan dengan banyaknya siswa maka gur dapat meminta bantuan orang lain yang jugs berkompenten untuk menilai sebagai observer, hal ini dilakuakn jika memang guru tidak memungkinkan untuk menilai seluruh siswa saat praktikum berlangsung

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan fira, bahwa guru bisa meminta bantuan guru lain, bisa juga dengan merekam video/ menyediakan cctv saat praktikum sehingga nantinya guru sedikit terbantu. pada dasarnya guru diharapkan terampil dan jeli dalam memperhatikan siswanya saat belajar karena seperti kita ketahui bahwa pola belajar dan karakter siswa itu berbeda-beda maka dari itu guru harus pandai-pandai, kreatif/inovatif.

      Delete
    2. saya sependapat dgn fira dan dan kak rini, bahwa guru harus meminta bantuan baik dri sesama guru atau bantuan alat seperti cctv/recorder.

      Delete
    3. Saya sependapat dengan teman-teman diatas bahwa guru bisa meminta bantuan guru lain, bisa juga dengan merekam video/ menyediakan cctv ini untuk menilai dengan teknik observasi. Kalo untuk objektifnya guru bisa melakukan pre-test dan pos-test

      Delete
  3. Banyak sekali jenis penilaian autentik, tidak hanya dengan lembar observasi yang dinilai oleh guru saja. Ada penilaian diri, ada penilaian antar teman, ada test, dsb. Menurut saya kita bisa melakukan penilaian pre test dan post test untuk menilai keterampilan siswa. Karena pengetahuan awal siswa dapat mencerminkan keterampilan siswa selama proses praktikum. Itu bisa mewakili seluruh siswa. Dan untuk penilaian bisa menggunakan portofolio dari laporan yang dibuat siswa per individu. Dimana laporan telah memiliki skor masing-masing disetiap bagian laporan. Sehingga itu bisa menghasilkan penilaian yang autentik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju dnegan saudari rifanny, dimana peniakian otentik dpt dinilai dari post test dan pretest untuk mengetahui pengetahuna awal siswa dan juga setelahknya agar tahu keterampilan siswa sebatas mana dan apa yang mempengaruhinya.
      Dengan itu makan siswa lebih dapat mengembangkan kreatitasnya

      Delete
  4. Berdasarkan uraian diatas bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus? caranya dengan melakukan pre test dan post test, dimana penilaian ini akan mengungkapkan pengetahuan mereka sebelum dan sesudah praktikum

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan saudara agar bisa menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium bisa dilakukan dengan menngetahui kemampuan awal siswa dengan pretest dan pengetahuan setelah mereka praktikum (postest). selain itu penilain keterampilan anak sepanjang praktikum.

      Delete
  5. bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif  dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus?

    Saya sependapat dengan rekan" dimna kita bisa memnfaatkan fasilitas, seperti cctv, jika tidak memungkinkan, kita bisa menggunakan ponsel yg diletakkan pada sudut tertentu yg dapat merekam semua kejadian dikelas, melakukan pretest dan postes jga dapat digunakan karna dapat menggambatkan pengetahuan awal dan akhir dari peserta didik.

    ReplyDelete
  6. Menanggapi permasalahan tentang Apakah dari semua metode penilaian kinerja ini harus digunakan semuanya atau hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus dinilai?
    penilaian dilakukan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran. Tidak semua contoh instrumen sesuai dengan suatu materi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan pemahaman tentang menyesuaikan materi dengan aspek yang akan dinilai

    ReplyDelete