PENILAIAN KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM KIMIA
Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang
ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja
merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan
yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut
mengacu pada standar tertentu.
Standar
diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang
seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar
tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan
pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada
proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja
siswa mulai dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik
disertai dengan skor untuk setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada
rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.
Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan.
Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara
“mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan
hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum
tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada
hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation).
Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau
ketercapaian tujuan tersebut.
Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada
pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila
dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik
karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali
penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan
tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar
jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses
dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai
kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk
koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam
melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar
mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan
penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila
dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil
belajar.
Ada 7 kriteria Untuk mengevaluasi
apakah penilaian kinerja (Performance
Assessment) berkualitas atau tidak.
1. Generability: apakah
kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan sudah memadai untuk
digeneralisasikan kepada tugas lain.
2. Authenticity: apakah
tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam praktek
kehidupan sehari-hari
3. Multiple foci: apakah
tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang
diinginkan
4. Teachability: tugas yg
diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha mengajar
guru di kelas?
5. Fairness: apakah tugas yg
diberikan sudah adil untuk semua siswa.
6. Feasibility: apakah tugas
yg diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat, waktu atau
alat)
7. Scorability: apakah tugas
yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable ?
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang
dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat
perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara
nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan
mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik.
Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the
real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting
artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
1.
Penilaian Sikap
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah:
- Sikap terhadap subjek
- Sikap positif terhadap belajar
- Sikap positif terhadap diri
- Sikap terhadap seseorang yang berbeda
Teknik penilaian sikap dapat berupa:
observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Observasi
perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus
tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta.
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas (suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data)
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian ini dimaksudkan
untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan
siswa mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan
kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas
Penilaian cara ini dapat dilakukan
terhadap perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan hasil akhir proyek.
Dalam penilaian ini guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian
menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat
disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) ataupun skala rentang
(rating scale)
3. Penilaian Portofolio
Penilaian Portofolio merupakan
penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.
Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui
karya siswa.
Dalam mengembangkan penilaian portofolio, guru perlu melakukan hal-hal berikut.
- Menjelaskan maksud penggunaan portofolio.
- Menentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat.
- Mengumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map/folder/wadah.
- Memberi tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu
- Menentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio siswa beserta pembobotannya bersama para siswa agar dicapai kesepakatan
- Meminta siswa menilai karyanya secara berkesinambungan
- Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki lagi
- Bila perlu, menjadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
4. Penilaian Diri
Teknik penilaian diri dapat digunakan
dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif,
afektif dan psikomotor. Dalam menerapkan penilaian diri ini, guru perlu
melakukan hal-hal berikut.
- Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
- Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
- Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala rentang
- Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri
- Mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif
Beberapa pedoman untuk memeriksa kualitas perangkat penilaian
kinerja dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) esensial dan valid (dihubungkan
dengan standar dan tujuan utama kurikulum); 2) otentik (problem dan proses
mendekati atau sesuai dunia nyata); 3) Integratif (menuntut integrasi
pengetahuan, konsep, sikap dan kebiasaan berpikir). 4.) pengukuran bersifat open
ended (merangsang munculnya pertanyaan‑pertanyaan sepanjang pengerjaan
tugas); 5) problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan; 6) mendorong
siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana; 7).feasible (aktivitas
aman bagi siswa dan dapat dikerjakan); 8) penilaian mengikuti keragaman gaya
belajar siswa; 9) penggunaan kelompok kerja dapat merangsang proses berpikir
individual; 10) akuntabilitas individual (meskipun digunakan kelompok kerja,
kinerja individual harus mudah diobservasi); 11) terdapat sejumlah definisi
(bila diperlukan) dan petunjuk yang jelas, 12) pengalaman siswa menjadi umpan
balik untuk siklus perbaikan; 13) siswa memiliki beberapa format pilihan cara
untuk mempresentasikan produk akhir, 14) kriteria kualitas jelas bagi siswa
sejak awal kegiatan; 15) panduan penskoran harus mudah digunakan.
Langkah‑langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian
kinerja yaitu: 1) menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa; 2)
memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya), 3)
memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat
keterkaitannya dengan kehidupan nyata); 4) memilih metode observasi, pencatatan
dan penskoran; 5) mengujicoba task dan rubrik pada pembelajaran; serta 6)
memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada
pembelajaran berikutnya.
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang
dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat
perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara
nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan
mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik.
Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the
real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting
artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan
pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan. Dapat
dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik, contoh:
sangat kompeten
tidak kompeten
3 2
1 0
-1 -2
-3
2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian
menggunakan skala sebagai berikut:
teliti
tidak teliti
3 2
1 0
-1 -2
-3
3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh
karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur. contoh
pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji,
misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter. Penilaian
dengan menggunakan skala sebagai berikut:
lengkap
tidak lengkap
3 2
1 0
-1 -2
-3
4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat
percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum. Penilaian menggunakan skala
sebagai berikut:
tepat
tidak tepat
3 2
1 0
-1 -2
-3
5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan,
hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data
pengamatan. Diperlukan beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan
praktikum. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut:
relevan
tidak relevan
3 2
1 0
-1 -2
-3
Berdasarkan uraian diatas bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih
ojektif dan kondusif dalam satu kelas
saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya
individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus?
Apakah dari semua metode penilaian kinerja ini harus digunakan semuanya atau
hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus dinilai?
Apakah dari semua metode penilaian kinerja ini harus digunakan semuanya atau hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus dinilai?
ReplyDeleteMenurut saya hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus kita nilai, contohnya dalam praktikum jika tidak membuat suatu produk maka metode yang cocok adalah lembar observasi dalam menilai keterampilan kinerja dalam pelaksanaan praktikum dan juga portofolio atau yang disebut juga dengan laporan kerja setelah praktikum. Kedua ini saling melengkapi dalam penilaian psikomotor dalam pelaksanaan praktikum kimia dilaboratorium.
saya sependapat dengan rini bahwa pada saat yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Deletemenurut saya untuk pertanyaan bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus?
ReplyDeletejika memang guru merasa cukup kewalahan dengan banyaknya siswa maka gur dapat meminta bantuan orang lain yang jugs berkompenten untuk menilai sebagai observer, hal ini dilakuakn jika memang guru tidak memungkinkan untuk menilai seluruh siswa saat praktikum berlangsung
saya sependapat dengan fira, bahwa guru bisa meminta bantuan guru lain, bisa juga dengan merekam video/ menyediakan cctv saat praktikum sehingga nantinya guru sedikit terbantu. pada dasarnya guru diharapkan terampil dan jeli dalam memperhatikan siswanya saat belajar karena seperti kita ketahui bahwa pola belajar dan karakter siswa itu berbeda-beda maka dari itu guru harus pandai-pandai, kreatif/inovatif.
Deletesaya sependapat dgn fira dan dan kak rini, bahwa guru harus meminta bantuan baik dri sesama guru atau bantuan alat seperti cctv/recorder.
DeleteSaya sependapat dengan teman-teman diatas bahwa guru bisa meminta bantuan guru lain, bisa juga dengan merekam video/ menyediakan cctv ini untuk menilai dengan teknik observasi. Kalo untuk objektifnya guru bisa melakukan pre-test dan pos-test
DeleteBanyak sekali jenis penilaian autentik, tidak hanya dengan lembar observasi yang dinilai oleh guru saja. Ada penilaian diri, ada penilaian antar teman, ada test, dsb. Menurut saya kita bisa melakukan penilaian pre test dan post test untuk menilai keterampilan siswa. Karena pengetahuan awal siswa dapat mencerminkan keterampilan siswa selama proses praktikum. Itu bisa mewakili seluruh siswa. Dan untuk penilaian bisa menggunakan portofolio dari laporan yang dibuat siswa per individu. Dimana laporan telah memiliki skor masing-masing disetiap bagian laporan. Sehingga itu bisa menghasilkan penilaian yang autentik.
ReplyDeleteSaya setuju dnegan saudari rifanny, dimana peniakian otentik dpt dinilai dari post test dan pretest untuk mengetahui pengetahuna awal siswa dan juga setelahknya agar tahu keterampilan siswa sebatas mana dan apa yang mempengaruhinya.
DeleteDengan itu makan siswa lebih dapat mengembangkan kreatitasnya
Berdasarkan uraian diatas bagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus? caranya dengan melakukan pre test dan post test, dimana penilaian ini akan mengungkapkan pengetahuan mereka sebelum dan sesudah praktikum
ReplyDeletesaya sependapat dengan saudara agar bisa menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium bisa dilakukan dengan menngetahui kemampuan awal siswa dengan pretest dan pengetahuan setelah mereka praktikum (postest). selain itu penilain keterampilan anak sepanjang praktikum.
Deletebagaimana guru menilai kinerja siswa yang lebih ojektif dan kondusif dalam satu kelas saat melakukan praktikum atau kegiatan dilaboratorium karena kita tau banyaknya individu2 yang berbeda dalam satu waktu sekaligus?
ReplyDeleteSaya sependapat dengan rekan" dimna kita bisa memnfaatkan fasilitas, seperti cctv, jika tidak memungkinkan, kita bisa menggunakan ponsel yg diletakkan pada sudut tertentu yg dapat merekam semua kejadian dikelas, melakukan pretest dan postes jga dapat digunakan karna dapat menggambatkan pengetahuan awal dan akhir dari peserta didik.
Menanggapi permasalahan tentang Apakah dari semua metode penilaian kinerja ini harus digunakan semuanya atau hanya digunakan saat apa yang kita butuh dan apa yang harus dinilai?
ReplyDeletepenilaian dilakukan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran. Tidak semua contoh instrumen sesuai dengan suatu materi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan pemahaman tentang menyesuaikan materi dengan aspek yang akan dinilai