Monday, January 28, 2019

BLOG 1 DESAIN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA


DESAIN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Kurikulum 2013 menitikberatkan pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga komponen tersebut secara eksplisit dinyatakan dalam kompetensi inti yang harus dimiliki siswa. Kurikulum 2013 juga mengatur kegiatan pembelajaran yang mengutamakan pendekatan scientific (ilmiah) yaitu mengamati, menanya, melatih, mencoba, menalar, dan meng-komunikasikan. Perubahan yang mendasar itu juga berdampak pada sistem penilaian yang lebih mengarah ke penilaian otentik.

Dalam Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan Permendikbud tersebut dijelaskan, bahwa penilaian terdiri atas: tes tulis, tes lisan, praktek dan kinerja (unjuk kerja/ performance), observasi selama kegiatan pembelajaran dan di luar pembelajaran, serta penugasan (terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur). Penilaian otentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk. Kunandar menyatakan, bahwa penilaian otentik antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi. Tujuan penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian otentik juga dapat digunakan untuk menjamin informasi yang sebenar-benarnya tentang kemampuan atau kompetensi peserta didik.

1. Pengertian Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah melaksanakan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai macam cara yang berhubungan dengan tugas guru yakni menilai sejauhmana keberhasilan pembelajaran. "Newman dan Wehlage dalam Peter Rennert-Ariev dan Loyola College mengatakan, bahwa “who claim that assesments help studens create discourse, products, and performance, that have value or meaning beyond success in school”.Penilaian otentik dapat membantu peserta didik membuat wacana, produk, dan pertunjukan yang memiliki nilai atau makna melampui kesuksesan di sekolah.
2. Prinsip-prinsip Penilaian Otentik
Sebagai bagian dari kurikulum 2013, penilaian otentik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan komponen yang ada di dalamnya.namun disini guru mempunyai posisi yang sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam pembelajaran. Untuk itu penilaian otentik harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip diantaranya adalah: a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihakpihak yang berkepentingan. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3. Model Penilaian Otentik
Banyak tugas dan kegiatan penilaian pembelajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam penilaian otentik selama tugas tersebut sesuai dengan hakikat penilaian otentik. O'Malley dan Pierce menyebutkan beberapa model penilaian otentik, antara lain wawancara lisan, menceritakan kembali teks, menulis sampel, proyek dan pameran, eksperimen atau demonstrasi, constructed-response items, pengamatan guru, dan portofolio Sementara itu, model penilaian otentik yang disebutkan oleh Nurgiyantoro antara lain penilaian kinerja, wawancara lisan, pertanyaan terbuka, menceritakan kembali teks atau cerita, portofolio, dan proyek. Model penilaian otentik juga disebutkan oleh Kemendikbud, antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian tertulis.
4. Ruang Lingkup Penilaian Otentik
Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa ruang lingkup dalam penilaian otentik mencakup kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Teknik dan Instrumen Penilaian Otentik
Teknik dan instrumen penilaian otentik untuk menilai kemajuan belajar siswa yang meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari:
1        Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal
2        Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.
3        Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

a. Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Berdasarkan Salinan Lampiran Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa ada beberapa cara yang yang dapat digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sikap sosial siswa, yaitu observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru kimia, guru BK, dan wali kelas Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antar teman berupa lembar penilaian antar teman menggunakan daftar cek.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes lisan dapat berupa kuis dan tanya jawab. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/ atau proyek yang dikerjakan secara individu atau klompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu, seperti: praktikum kimia di laboratorium dan presentasi. Penilaian proyek (project based assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek dapat mengukur pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Penialain produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produkproduk, teknologi, dan seni. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: (1) Tahap persiapan,, meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk; (2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik; (3) Tahap penilaian produk, meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan tampilan, fungsi, dan estetika. Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap persiapan, pembuatan produk, dan penilaian produk). Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.Melalui penilaian portofolio guru Kimia akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya peserta didik dalam menyusun atau membuat laporan praktikum Kimia selama satu semester.Atas dasar penilaian itu, pendidik dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran Kimia.
Adapun ciri-ciri penilaian otentik adalah sebagai berikut:
1        Penilaian harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Penilaian kinerja atau produk dipastikan bahwa kinerja atau produk tersebut merupakan cerminan dari kompetensi peserta didik secara nyata dan objektif.
2        Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.
3        Penilaian menggunakan berbagai cara dan sumber. Dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan beberapa teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.
4        Penilaian bentuk tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasiinformasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian.
5        Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
6        Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas) Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap pengusaan kompetensi tertentu secara objektif
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan penilaian otentik adalah sebagai berikut:
1          Penggunaan penilaian otentik memungkinkan dilakukannya pengukuran secara langsung terhadap kinerja pembelajar sebagai indikator capaian kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian yang hanya mengukur capaian pengetahuan yang telah dikuasai pembelajar hanya bersifat tidak langsung. Tetapi, penilaian otentik menuntut pembelajar untuk berunjuk kerja dalam situasi yang konkret dan sekaligus bermakna yang secara otomatis juga mencerminkan penguasaan dan keterampilan keilmuannnya. Unjuk kerja tersebut bersifat langsung, langsung terkait dengan konteks situasi dunia nyata dan tampilannya juga dapat diamati langsung. Hal itu lebih mencerminkan tingkat capaian pada bidang yang dipelajari.
2          Penilaian otentik memberi kesempatan pembelajar untuk mengkonstruksikan hasil belajarnya. Penilaian haruslah tidak sekadar meminta pembelajar mengulang apa yang telah dipelajari karena hal demikian hanyalah melatih mereka menghafal dan mengingat saja yang kurang bermakna. Dengan penilaian otentik pembelajar diminta untuk mengkonstruksikan apa yang telah diperoleh ketika mereka dihadapkan pada situasi konkret. Dengan cara ini pembelajar akan menyeleksi dan menyusun jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan analisis situasi yang dilakukan agar jawabannya relevan dan bermakna.
3          Penilaian otentik memungkinkan terintegrasikannya kegiatan pengajaran, belajar, dan penilaian menjadi satu paket kegiatan yang terpadu. Dalam pembelajaran tradisional, juga model penilaian tradisional, antara kegiatan pengajaran dan penilaian merupakan sesuatu yang terpisah, atau sengaja dipisahkan. Namun, tidak demikian halnya dengan model penilaian otentik.
DESAIN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN KIMIA
1.      PENILAIAN AWAL PEMBELAJARAN 

2.      PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN (BERPIKIR KRITIS)
Indikator berpikir kritis
No
Kelompok
Indikator
Sub indikator
1
Memberikan penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan
  • Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
  • Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban
  • Menjaga kondisi berpikir
Menganalisis argumen
  • Mengidentifikasi kesimpulan
  • Mengidentifikasi kalimat-kalimat pertanyaan
  • Mengidentifikasi kalimat-kalimat bukan pertanyaan
  • Mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan
  • Melihat struktur dari suatu argumen
  • Membuat ringkasan
Bertanya dan menjawab pertanyaan
  • Memberikan penjelasan
sederhana
  • Menyebutkan contoh
2
Membangun keterampilan dasar
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
  • Mempertimbangkan keahlian
  • Mempertimbangkan kemenarikan konflik
  • Mempertimbangkan kesesuaian sumber
  • Mempertimbangkan reputasi
  • Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
  • Mempertimbangkan risiko untuk reputasi
  • Kemampuan untuk memberikan alasan
  • Kebiasaan berhati-hati
Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
  • Melibatkan sedikit dugaan
  • Menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan
  • Melaporkan hasil observasi
  • Merekam hasil observasi
  • Menggunakan bukti-bukti yang benar
  • Menggunakan akses yang baik
  • Menggunakan teknologi
  • Mempertanggungjawabkan hasil observasi
3
Menyimpulkan
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
  • Siklus logika Euler
  • Mengkondisikan logika
  • Menyatakan tafsiran
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
  • Mengemukakan hal yang umum
  • Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis
  • mengemukakan hipotesis
  • merancang eksperimen
  • menarik kesimpulan sesuai fakta
  • menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
  • Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta
  • Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat
  • Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta
  • Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan dan masalah
4
Memberikan penjelasan lanjut
Mendefinisikan istilah danmempertimbangkan suatu definisi
  • Membuat bentuk definisi
  • Strategi membuat definisi
  • bertindak dengan memberikan penjelasan lanjut
  • mengidentifikasi dan menangani ketidakbenaran yg disengaja
  • Membuat isi definisi
Mengidentifikasi asumsi-asumsi
  • Penjelasan bukan pernyataan
  • Mengonstruksi argumen
5
Mengatur strategi dan taktik
Menentukan suatu tindakan
  • Mengungkap masalah
  • Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin
  • Merumuskan solusi alternatif
  • Menentukan tindakan sementara
  • Mengulang kembali
  • Mengamati penerapannya
Berinteraksi dengan orang lain
  • Menggunakan argumen
  • Menggunakan strategi logika
  • Menggunakan strategi retorika
  • Menunjukkan posisi, orasi, atau tulisan

Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa
Observer          :
Hari/Tanggal   :
Petunjuk pengisian
Berikanlah skor penilaian setiap aspek penilaian dengan cara melingkari angka berdasarkan pengamatan anda terhadap peserta didik pada materi senyawa hidrokarbon. Skor yang anda pilih didasarkan pada rubrik penilaian.
No
Nama
Aspek penilaian kemampuan berpikir kritis
Skor total
Nilai angka
Ket
1
2
3
4
5

































Keterangan:
(1)   = Memberikan penjelasan sederhana
(2)   = Membangun keterampilan dasar
(3)   = Menyimpulkan
(4)   = Memberi penjelasan lanjut
(5)   = Mengatur strategi dan taktik

Rubrik penilaian
No
Aspek
Indikator
Kategori
Skor
1.
Memberikan penjelasan sederhana
·         memfokuskan pertanyaan
·         menganalisis argumen
·         bertanya dan menjawab pertanyaan
Tiga indikator terpenuhi
3
Dua indikator terpenuhi
2
Satu indikator terpenuhi
1
2.
Membangun keterampilan dasar
·         mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
·         mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Dua indikator terpenuhi
2
Satu indikator terpenuhi
1
3.
Menyimpulkan
·         mendedukdi dan mempertimbangkan hasil diskusi
·         menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
·         membuat dan menentukan hasil diskusi
Tiga indikator terpenuhi
3
Dua indikator terpenuhi
2
Satu indikator terpenuhi
1
4.
Memberi penjelasan lanjut
·         mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
·         mengidentifikasi asumsi-asumsi
Dua indikator terpenuhi
2
Satu indikator terpenuhi
1
5.
Mengatur strategi dan taktik
·         menentukan suatu tindakan
·         Berinteraksi dengan orang lain
Dua indikator terpenuhi
2
Satu indikator terpenuhi
1

3.      PENILAIAN KETERAMPILAN SISWA DALAM PRESENTASI 


4.      REKAP PENILAIAN PRESENTASI SISWA 

5.      PENILAIAN SIKAP SISWA 
Lembar Penilaian Sikap pada saat diskusi
Mata Pelajaran            :     Kimia
Kelas/Semester            :     X/1
Topik/Subtopik           :    senyawa hidrokarbon
Indikator                                :  Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah  disiplin, tanggung  jawab, jujur,  teliti dalam  berdiskudi
No
Nama Siswa
Kerja sama
Santun
Toleran
Responsif
Proaktif
Bijaksana
Jumlah Skor
1.
................







2.
................







...








Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Skor 1,  jika  tidak pernah berperilaku  dalam kegiatan 
Skor 2, jika kadang-kadang  berperilaku dalam kegiatan 
Skor 3, jika  sering berperilaku  dalam kegiatan 
Skor 4, jika selalu  berperilaku  dalam kegiatan

Rentang nilai: skor ≤ 60 = cukup
61 ≤ nilai < 80 = baik
81 ≤ nilai ≤ 100 = sangat baik
Berdasarkan penjelasan diatas saya ingin bertanya kepada teman teman:
1.     Apa saja jenis penilaian autentik yang dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013?
2.     Apakah dalam setiap proses pembelajaran dalam setiap materi harus dilakukan semua rangkaian bentuk penilaian otentik? Atau harus disesuaikan dengan pencapaian materi?


13 comments:

  1. Menjawab permasalahan nomor 2, yang dinamakan penilaian autentik itu dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah penilaian yang mengukur tiga aspek seperti aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dan setiap penilaian itu bersifat tidak persis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Jadi setiap proses pembelajaran di setiap materinya saat ini dituntut menilai melalui penilaian autentik. Penilaian autentik dalam bidang sikap terdiri dari penilaian observasi, penilaian jurnal, penilaian dari diri sendiri, penilaian antar peserta didik. Lalu penilaian Keterampilan berdasarkan penilaian tugas proyek, penilaian produk, penilaian portofolio. Untuk penilaian pengetahuan terdiri dari tes tertulis dan tes lisan. Jadi menurut saya, seharusnya penilaian itu harus disesuaikan dengan KI, KD, dan Indikator dari setiap materi tersebut. Untuk suau bab Materi Kimia selalu menerapkan ketiga aspek tersebut. Namun untuk tugasnya disetiap aspek itu disesuaikan dengan KI, KD, dan Indikator. Misal untuk Materi struktur atom dan tabel periodik tidak ada percobaannya jadi dari mana menilai aspek keterampilannya, jadi bisa menilai dari pembuatan tugas membuat tabel periodik. Dan penilaian itu semua telah tertuang dalam silabus kimia jadi kita tinggal mengembangkan penilaian seperti apa yang reliabel dan valid untuk menilainya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya kurang setuju dengan pendapat fanny dimana penilaian otentik ini harus dilakukan dalam setiap materi karena penilaian otentik ini dapat membantu peserta didik membuat wacana, produk, dan pertunjukan yang memiliki nilai atau makna melampui kesuksesan di sekolah. artinya dalam menilai keterampilan siswa tidak hanya dilakukan saat melaksanakan eksperimen/praktikum tetapi juga dapat dinilai saat mempelajari materi yang bersifat teoritis seperti terampil dalam berargumentasi, terampil dalam menghitung data,dll.

      Delete
  2. Menjawab pertanyaan pertama tentang jenis penilaian autentik yang dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 meliputi:

    1. Penilaian Kinerja
    Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

    2. Penilaian Proyek
    Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktutertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasiyang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

    3. Portofolio
    Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

    4. Penilaian Tertulis
    Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. menambahkan dari jawaban kk nely yaitu Pada pelaksanaannya penilaian otentik ini dapat menggunakan berbagai jenis penilaian diantaranya adalah: 1) tes standar prestasi, 2) tes buatan guru, 3) catatan kegiatan, 4) catatan anekdot, 5) skala sikap, 6) catatan tindakan, 7) konsep pekerjaan, 8) tugas individu, 9) tugas kelompok atau kelas, 10) diskusi, 11) wawancara, 12) catatan pengamatan, 13) peta perilaku, 14) portofolio, 15) kuesioner, dan 16) pengukuran sosiometri (Santoso, 2004).

      Delete
    2. saya sependapat dengan kak nelly, tri dan rini alfiah, bahwasanya ada banyak sekali jenis penilaian otentik yang dapat digunakan, namun untuk penerapannya sendiri tergantung dengan gurunya, apa yang ingin dinilai secara mendalam dan kecocokan materi dengan cara penilaiannya. jika ingin melihat kemampuan siswa dalam berkreativitas dari waktu ke waktu dapat menggunakan portofolio, sedangkan jika ingin menilai aspek kognitif siswa bisa dengan menggunakan tes essay terstruktur, pilihan ganda dan lain sebagainya.

      Delete
  3. Ada 4 jenis penilaian autentik yang harus dilaksanakan guru pada implementasi Kurikulum 2013, yaitu:
    Penilaian Kinerja
    Penilaian Proyek
    Penilaian Portofolio
    Penilaian Tertulis

    1. Penilaian Kinerja
    Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

    Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
    Daftar cek (checklist).
    Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
    Skala penilaian (rating scale).
    Memori atau ingatan (memory approach).
    2. Penilaian Proyek
    Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

    Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.
    Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
    Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
    Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
    3. Portofolio
    Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

    Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
    Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
    Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
    Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
    Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
    Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
    Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
    Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
    4. Penilaian Tertulis
    Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sependapat dengan saudari Rinitentang  Apa saja jenis penilaian autentik yang dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013?
      Banyak penilaian yg dapat digunakan seperti yg sudah di paparkan, dengan catatan disesuaikan dengan kebutuhan (KI, KD dan indikator) yg kita buat.

      Delete
  4. menurut saya untuk menjawab pertanyaan nomor 1, jenis-jenis dari penialian otentik yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu :
    a. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal
    b. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.
    c. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

    ReplyDelete
  5. Menjawab pertanyaan yang kedua, Apakah dalam setiap proses pembelajaran dalam setiap materi harus dilakukan semua rangkaian bentuk penilaian otentik? menurut saya iya, karna seperti yang diketahui tujuan penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa ruang lingkup dalam penilaian otentik mencakup kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.So semua rangkaian yang saya maksud kan disini adalah bentuk penilaian sikap spiritual, keterampilan dan pengetahuan sudah pasti harus dilakukan, hanya saja menjawab pertanyaan yang kedua, Atau harus disesuaikan dengan pencapaian materi? iya betul setiap rangkaiannya penilaian otentik seperti menilai sikap spiritual kemudian pengetahuan dan keterampilan ada beberapa format penilaian yang bisa digunakan dan ada yang tidak tergantung materi. contohnya seperti materi asam dan basa, untuk penilaian keterampilan kita bisa menggunakan format penilaian ujian praktek versi sudut pandang guru dan portofolio untuk hasil versi sudut pandang siswa, untuk sikap maka bisa dengan observasi dari sudut pandang guru dan jurnal dari sudut pandang siswa, and than untuk pengetahuan bisa dengan ujian lisan atau dengan jawaban dari beberepa tugas yang ada di LKPD yang harus dijawab setelah praktikum dilakukan

    ReplyDelete
  6. saya akan menjawab pertanyaan pertama :

    Apa saja jenis penilaian autentik yang dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013?

    1. Penilaian Kinerja
    Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

    2. Penilaian Proyek
    Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktutertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasiyang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

    3. Portofolio
    Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

    4. Penilaian Tertulis
    Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

    ReplyDelete
  7. Menurut Mela (2013), terdapat 4 (empat) jenis penilaian autentik. Dimana dari keempat jenis penilaian autentik tersebut adalah penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio dan penilaian tertulis.

    ReplyDelete
  8. Apakah dalam setiap proses pembelajaran dalam setiap materi harus dilakukan semua rangkaian bentuk penilaian otentik? Atau harus disesuaikan dengan pencapaian materi?

    Saya setuju dengan kak melda bahwa tujuan penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Karena penilaian otentik ini dapat dilakukan melalui observasi yaitu pada saat berlangsungnya pembelajaran.

    ReplyDelete
  9. tujuan penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan.Dari tujuan itu dapat kita lihat bahwa penilaian otentik dapat diterpakan di materi apasaja. namun penilaian otentik seperti apa yang ingin digunakan disesuaikan dengan capain yang ingin dicapai.

    ReplyDelete