Inovasi Model Pembelajaran 5Edan
Dampaknya Terhadap Keterampilan Proses Sains
Learning
cycle atau siklus belajar adalah suatu model
pembelajaran yang berpusat pada siswa yang merupakan rangkaian tahap-tahap
kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan
berperan aktif (Fajaroh, 2008).
Menurut
Lorsbach (2006), learning cycle adalah sebuah model
pembelajaran dalam ilmu pendidikan yang konsisten dengan teori-teori
kontemporer tentang bagaimana individu belajar. Model pembelajaran learning
cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science
Curriculum Improvement Study atau SCIS (Trowbridge & Bylee dalam
Wena, 2009).
Learning
cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:
eksplorasi (exploration), menjelaskan (explanation), dan
memperluas (elaboration/extention), yang dikenal dengan learning
cycle 3E.Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami
perkembangan menjadi lima tahap, yaitu: pembangkitan minat/mengajak (engagement),
eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation),
memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation),
sehingga dikenal dengan learning cycle 5E.
Dalam
Fajaroh (2008) kelima tahap learning cycle 5E tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1) Engagement (mengajak), yaitu fase
yang bertujuan mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase
berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka,
serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran
sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan siswa tentang
topic yang akan dipelajari berusaha dibangkitkan. Siswa juga diajak membuat
prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam
tahap eksplorasi.
2) Exploration (menyelidiki), pada fase
ini siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil
tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan
mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum
dan telaah literatur.
3) Exlaination (menjelaskan), dalam fase
ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka
sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan
kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa menemukan istilah-istilah dari konsep
yang dipelajari.
4) Elaboration/Extention
(memperluas), yaitu siswaa menerapkan konsep dan keterampilan dalam
situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem
solving.
5) Evaluation (evaluasi), dilakukan
evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap
pengetahuan, pemahaman konsep atau kompetensi siswa melalui problem solving
dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong siswa melakukan investigasi
lebih lanjut.
Menurut
Fajaroh (2008), model pembelajaran learning cycle 5E memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya:
1. Merangsang
kembali siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka
dapatkan sebelumnya.
2. Memberikan
motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menambah rasa
keingintahuan.
3. Melatih
siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen.
4. Melatih
siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari.
5. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan
contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.
Adapun kekurangan penerapan model learning cycle yang
harus selalu diantisipasi adalah sebagai berikut:
1) Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah
pembelajaran.
2) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran.
3) Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Keterampilan
proses sains merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA.
Keterampilan proses sains tidak mementingkan konsep tetapi lebih menuntut
pengembangan proses secara utuh melalui metode ilmiah. Keterampilan proses
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan
sosial.
Menurut Rustaman
(2005:96), keterampilan proses meliputi melakukan pengamatan, menafsirkan
pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi),
berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan
mengajukan pertanyaan.
Menurut Dimyati
dan Mudjiono (2002: 140), keterampilan proses sains terdiri dari
keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan
keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan
dasar terdiri dari enam keterampilan, yaitu mengobservasi, mengklasifikasi,
memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variable,
menafsirkan pengamatan (interpretasi), menganalisis penelitian, menyusun
hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian,
dan melaksanakan eksperimen.
Menurut Rustaman
(2005:86) keterampilan proses sains terdiri dari sepuluh komponen keterampilan,
yang tertuang dalam indikator dan sub indikatornya yaitu:
Indikator
dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
No.
|
Indikator
|
Sub Indikator
|
1.
|
Mengamati/ observasi
|
- Menggunakan sebanyak mungkin indera
- Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan
|
2.
|
Mengelompokkan
klasifikasi
|
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan, persamaan
- Mengontaskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
- Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
|
3.
|
Menafsirkan/
interpretasi
|
- Menghubungkan hasil-hasilpengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
|
4.
|
Meramalakan/
prediksi
|
- Menggunkan pola-pola hasil pengamatan
- Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
|
5.
|
Mengajukan
pertanyaan
|
- Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
- Bertanya untuk meminta penjelasan
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis
|
6.
|
Berhipotesis
|
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara
pemecahan masalah
|
7.
|
Merencanakan
percobaan/penelitian
|
- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
- Menentukan variabel/faktor penentu
- Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja
|
8.
|
Menggunakan alat/bahan
|
- Memakai alat bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
|
9.
|
Menerapkan konsep
|
- Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
|
10.
|
Berkomunikasi
|
- Mengubah bentuk penyajian
- Memberikan/menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafik, tabel atau diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik, tabel atau diagram
- Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau
suatu peristiwa
|
(Rustaman, 2005:86)
Inovasi
Model Pembelajaran 5E dan Dampaknya Terhadap Keterampilan Proses Sains
No
|
Sintaks Model Pembelajaran 5e
Konvensional
|
No
|
Inovasi Model Pembelajaran 5e
|
Keterampilan Proses Sains
|
1.
|
Fase 1:
Engagement
|
1.
|
Fase 1:
Engagement
|
|
|
·
Guru memusatkan perhatian siswa.
|
|
·
Guru membangkitkan minat, motivasi,
dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.
|
|
|
·
Guru membangkitkan minat, motivasi,
dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.
|
|
·
Guru menjelaskan fenomena-fenomena
alam yang sedang terjadi untuk menggali pengetahuan siswa dalam materi laju
reaksi “mengapa kayu yang berukuran lebih kecil lebih cepat terbakar
dibandingkan kayu yang berukuran lebih besar?”
|
Mengamati/Observasi
·
Menggunakan indera sebanyak mungkin
·
Mengumpulkan/
menggunakan fakta yang relevan
Mengajukan pertanyaan
·
Bertanya apa,
bagaimana dan mengapa
·
Bertanya untuk
meminta penjelasan
·
Mengajukan
pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
|
|
·
Guru memfasilitasi siswa dalam
menggali pengetahuan awal melalui pemberian pertanyaan atau masalah yang
terkait dengan materi laju reaksi.
|
|
·
Siswa merumuskan masalah dan
mengajukan jawaban-jawaban sementara yang nantinya akan dicari solusinya atau
pemecahan masalahnya pada fase selanjutnya.
|
|
2.
|
Fase 2:
Eksploration
|
2.
|
Fase 2:
Eksploration
|
|
|
·
Guru membagikan LKPD, memberikan suatu
permasalahan untuk dicari solusinya oleh siswa.
|
|
·
Siswa membentuk kelompok heterogen
untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang telah ditentukan siswa.
|
|
|
·
Siswa membentuk kelompok untuk diskusi
mengenai permasalahan yang diajukan oleh guru, mencari solusi/jawaban untuk
permasalahan tersebut, melakukan praktikum, melakukan pengujian hipotesis,
serta melakukan pengumpulan data/informasi.
|
|
·
Guru membagi LKPD kepada siswa.
·
Siswa melakukan praktikum atau
penyelidikan untuk menemukan solusi permasalahan.
·
Siswa mengajukan hipotesis.
·
Siswa mengumpulkan data atau informasi
sesuai yang diamati.
|
Mengelompokkan klasifikasi
·
Mencatat setiap
pengamatan secara terpisah
·
Mencari perbedaan,
persamaan
·
Mengontaskan
ciri-ciri
·
Membandingkan
Menafsirkan/ interpretasi
Meramalakan/ prediksi
Berhipotesis
Merencanakan percobaan/penelitian
Menggunakan alat/bahan
|
|
·
Guru berperan sebagai fasilitator,
memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa.
|
|
|
|
3.
|
Fase 3:
Explanation
|
3.
|
Fase 3:
Explanation
|
|
|
·
Siswa melakukan diskusi kelompok untuk
menganalisis data/informasi yang dikumpulkan dari kegiatan pada fase
sebelumnya.
|
|
·
Siswa mencatat hasil pengamatan
·
Siswa berdiskusi tentang hasil
pengamatan.
·
Siswa mencari dukungan teori untuk
memperkuat hasil pengamatan.
|
Menerapkan konsep
Pengelompokkan/klarifikasi
·
Menghubungkan
hasil-hasil pengamatan
Berkomunikasi
·
Menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis
|
|
·
Siswa menjelaskan konsep, informasi,
pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan pada fase sebelumnya dengan
kata-kata mereka sendiri.
|
|
·
Siswa menjelaskan konsep, informasi,
pengetahuan yang sudah diperoleh pada hasil pengamatan dan diskusi.
|
Berkomunikasi
·
Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
·
Menjelaskan hasil
percobaan atau penelitian
·
Membaca grafik,
tabel atau diagram
·
Mendiskusikan hasil
kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
|
|
·
Guru memberikan klarifikasi terhadap
hasil diskusi siswa.
|
|
·
Guru memberikan klarifikasi terhadap
hasil diskusi siswa.
|
|
|
·
Guru membantu siswa untuk menemukan
kembali informasi yang hilang atau mengganti informasi yang salah dengan yang
baru.
|
|
|
|
4.
|
Fase 4:
Elaboration
|
4.
|
Fase 4:
Elaboration
|
|
|
·
Siswa mengaplikasikan konsep,
informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh pada fase
sebelumnya.
|
|
·
Siswa mengaplikasikan konsep,
informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh pada hasil dikusi
|
Menerapkan konsep
·
Menggunakan konsep
yang telah dipelajari dalam situasi baru
|
|
·
Siswa menerapkan pemahaman konsep
mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
|
|
·
Siswa menerapkan pemahaman konsep
mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
|
|
5.
|
Fase 5:
Evaluation
|
5.
|
Fase 5:
Evaluation
|
|
|
·
Guru melakukan umpan balik dengan
memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan siswa yang telah
dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.
|
|
·
Guru melakukan umpan balik dengan
memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan siswa yang telah
dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.
|
|
|
·
Guru melakukan evaluasi/penilaian
hasil belajar.
|
|
·
Guru memberikan penilaian akhir dari
pelajaran dengan memberikan soal posttest berupa Essay.
|
|
1.
Menurut pendapat kalian apakah inovasi
model 5E yang saya buat sudah cocok dengan keterampilan proses siswa? Jelaksan!
2.
Menrut pendapat kalian apakah model 5E
ini lebih efektif dibandingkan dengan inovasi yang sudah saya buat sebelumnya?
3.
Apa saran dan pendapat kalian terhadap
inovasi yang sudah saya buat?
Menurut saya inovasi yang dian buat sudah bagus karena sudah membuat inovasi dengan memasukkan pratikum untuk proses ketrampilan siswa. jadi saya ras sudah cocok untuk keterampilan proses sains siswa.
ReplyDeleteMenurut saya inovasi yang dian buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah. Jika terbukti hasil belajar tinggi maka model yg diterapkan efektif terhadap proses pembelajaran siswa. Dan menurut saya lebih baik PJBL karena siswa mampu menciptakan sebuah produk atau sebuah proyek dari proses pembelajaran.
ReplyDeleteMenurut pendapat kalian apakah inovasi model 5E yang saya buat sudah cocok dengan keterampilan proses siswa?
DeleteMenurut sya cocok karna saudari telah memadukan antara inovasi yg dibuat dengan keterampilan proses sains dan saudari telah mengaitkan dengan karakteristik materi
menurut saya inovasi sintak yang dian buat sudah baik dan cocok untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa , dimana pada sintak eksploration dibuat proses pembelajaran dengan melakukan praktikum sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa serta terlihat dari sintak juga guru disini lebih banyak membimbing siswa dalam proses pembelajaran sehingga memang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena siswa melakukan sendiri. sedikit saran pada akhir pembelajaran yaitu pada tahap evaluation sebelum dilakukannya posttes hendaknya guru membimbing siswa untuk meyimpulkan hasil pembelajaran yang telah ia lakukan.
ReplyDeleteBerdasarkan permasalahan kedua, menurut saya dalam menguji efektifan model perlu adanya beberapa pertemuan yang membandingkan beberapa model ini supaya hasilnya akurat dan diolah ke dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif baru bisa dilihat keefektifannya. Namun disni saya memiliki pendapat sendiri mana yang lebih efektif, menurut saya adalah problem based learning, karena siswa bisa memecahkan permasalahan dengan melakukan praktikum juga dan waktu yang dihabiskan tidak berlarut-larut dalam pertemuan seperti PJBL, jadi untuk materi Laju reaksi yang anda tampilkan saya lebih setuju apabila diterapkan melalui model PBL.
ReplyDeletemenjawab pertanyaan dian, apakah model 5E ini lebih efektif dibandingkan dengan inovasi yang sudah saya buat sebelumnya?
ReplyDeletemenurut saya efektif atau tidaknya suatu model itu tergantung dengan materi yang dipilih, kebutuhan dilapangan, dan perlu dilakukan uji coba untuk melihatnya. apa yang dian modifikasi sudah cukup baik namun belum terlihat kespesifikan tiap tahap dan materi yang dipilih untuk diajarkan menggunakan model ini. selain itu menurut sya daripada siswa melakukan pengamatan alangkah lebih baik siswa dpaat berekperimen menurut konsep yang ia pahami(tidak perlu yang rumit, bisa yang sederhana) sehingga KPS siswa itu dapat terlihat jelas ketika bereksperimen menurut konsepnya (yang tentu saja tidak melenceng dari materi).
Saya setuju. Dengan pendapat rini, perlu diujicobakan dulu inovasi sintak yang telah saudari huat terlebih dahulu beberpaa kali pertenuan dgn revisi dan evaluasi maka kita akan dapat melihat keefektidan dari inovasi tsb
Deletesaya setuju dengan pendapat kakak kakak sekalian untuk mengetahui efektif atau tidak perlu diujicoba, kemudian kita evaluasi setiap tahapnya sehingga akan nampak tahap mana yang tidak menimbulkan perubahan
DeleteSetuju dengan pendapat teman2 harus di uji cobakan dahulu, dan di evaluasi dan revisi.
DeleteMenurut pendapat saya inovasi sintaks yang dibuat oleh Dian sudah cocok dengan keterampilan proses sains siswa dan sudah baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran dengan melakukan praktikum namun saran saya tahap evaluation sebelum dilakukannya posttes hendaknya guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah ia lakukan.
ReplyDeletesependapat dengan fero bahwa inovasi sintaks yang dibuat oleh Dian sudah cocok dengan keterampilan proses sains siswa dan sudah baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran dengan melakukan praktikum
Deletemenurut saya, inovasi sintaks yang Anda buat sudah bagus namun pada poin merumuskan hipotesis seharusnya Anda juga memberikan poin menguji jawaban sementara. sehingga dari jawaban sementara td siswa tidak sulit untuk menyimpulkan atau mendapatkan konsep dari materi yang telah anda ajarkan
ReplyDeletemenurut saya, inovasi sintaks yang Anda buat sudah bagus, didalam inovasi sintaknya sudah tampak mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa, namun untuk lebih realnya haruslah kita uji. diterapkan dulu ke kelas. baru kita tahu tingkat keefektifan nya. karena banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilannya.
ReplyDelete