Pengertian Kreativitas
Pengertian
kreativitas yang sering digunakan oleh para psikologis dalam pengkajiannya akan
membantu memperlihatkan apa yang tidak benar atau hanya benar sebagian dan
berbentuk, Adapun pengertian kretivitas yang populer sebagai berikut:
- Kreativitas adalah sebagai suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan. Penekanan pada tindakan menghasilkan ketimbang pada hasil akhir dari tindakan tersebut.
- Kreativitas adalah sebagian kreasi sesuatu yang baru dan orsinil secara kebetulan, dengan terdapatnya bukti yang nyata dari hasil pekerjaan yang dilakukan. Jadi kreativitas mempunyai tujuan yang mungkin tidak lebih dari kesenangan langsung yang diperolehnya.
- Kreativitas adalah apa saja yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari apa yang telah ada serta bentuknya unik, hal ini hanya benar sebagian karena untuk menciptakan hal yang baru masih perlu konsep yang lama.
- Kreativitas adalah proses mental yang unik, sesuatu yang semata-mata untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dengan orisinil yang mencakup pemikiran spesifik disebut Guilford "pemikiran berbeda dan pemikiran bebas (convergent thinking) yang mengikuti jalur konvergensi dimana pemikiran menggunakan informasi yang tersedia untuk sampai pada kesimpulan dan mengarah kepada jawaban benar".
- Kreativitas adalah orang yang mempunyai IQ tinggi atau cerdas jenius yang diistilahkan orang awam kreatifitas. Tetapi buktinya hanya sedikit yang mampu berjalan seimbang.
- Kreativitas adalah sepercik kejeniusan yang diwariskan pada sesorang dan tidak ada kaitannya dengan belajar atau lingkungan yang menentukan, bahwa kreativitaas merupakan sarana konsep memerlukan pengetahuan yang diterima sebelum dapat menggunakannya.
- Kreativitas adalah imajinasi dan fantasi yang merupakan bentuk permainan mental menuju suatu hasil yang orisinil.
- Kreativitas adalah konsep penurut dan pencipta yang menyatakan gagasan orisinil, titik pandang yang berbeda atau cara baru menangani masalah yang dihadapinya.
- Kreativitas adalah spontanitas yang timbul dari dalam dan dilakukan secara reflek (yang menghasilkan sesuatu).
- Pengertian kreativitas secara psikologis adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan yang imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencakupi pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pengcangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah atau mungkin bersifat prosedural atau metodelogis.
Ciri-ciri Usia
kreatif
Konstelasi ciri
psikologis tertentu timbul secara konsisten pada individu yang kreatif dan
membentuk kerangka kepribadian kreatif yang dapat dikenal. Kerangka ini
menunjuk bahwa pribadi yang kreatif lebih menonjol karena minat, sikap dan
dorongan ketimbang kecerdasan.
Kemampuan kognitif
yang tampak paling sering dikaitkan dengan kreatifitas adalah kecerdasan diatas
rata-rata dan penggunaan kecerdasan itu secara efektif, kemampuan menghasilkan
gagasan luar biasa dan tepat, kemampuan mengingat yang istimewa dan lebih
banyaknya pengalaman hidup, kemahiran menghasilkan gagasan dan yang asing dan
berbeda, pengamatan yang diskriminatif dan keluwesan kognitif umum. Individu
yang kreatif memiliki ego yang superior serta cara positif dan konstruktif
dalam memahami masalah. Intuisi juga merupakan tanda-tanda orang kreatif.
Kemandirian serta sikap dan perilaku sosial tampak selalu mendampingi kreativitas.
Ciri-ciri kreativitas
adalah kemampuan untuk menguji asumsi (sensitifitas problem), kelancaran,
keluwesan dan keaslian. Latihan-latihan dibutuhkan untuk mengembangkan pikiran
yang ada. Kesenangan mengambil resiko yang sudah diperhitungkan dan dipertimbangkan
sehingga meraih keberhasilan atau kegagalan.
Ada berbagai macam
definisi mengenai kreativitas, namun tidak ada satu definisi pun yang dapat
diterima secara universal, karena demikian kompleksnya konsep kreativitas.
Pengertian tentang kreativitas dapat dilihat dari belahan otak manusia yang
masing-masing berkaitan dengan kemampuan tertentu dalam diri seseorang.
Pengertian kreativitas juga dapat dilihat dari segi operasionalnya, yang
mencakup kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan
untuk memerinci. Kreativitas juga dapat dilihat dari konsep 4P yaitu pribadi,
pendorong, proses dan produk. Kreativitas sebagai pribadi menunjukkan bahwa
kreativitas dimiliki setiap orang. Sebagai pendorong, kreativitas diartikan
sebagai seberapa besar lingkungan dapat memberikan andil dalam memberikan
rangsangan. Proses menunjukkan pada bagaimana suatu hasil dapat dinikmati.
Produk menunjukkan bahwa setiap hasil kreatif dapat dinikmati dan bermakna.
Kaitan kreativitas
dengan kemampuan intelektual memang sudah menjadi perhatian para pakar sejak
dulu. Teori ambang inteligensi menunjukkan bahwa sampai seputar IQ 120,
ternyata ada hubungan antara inteligensi dan kreativitas. Kemampuan berpikir
divergen menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kemampuan berpikir
konvergen. Selain itu yang perlu diingat adalah kreativitas diperoleh dari
pengetahuan atau pengalaman hidup. Pengetahuan yang selama ini diperoleh dari
lingkungan dikumpulkan dan diintegrasikan ke dalam suatu bentuk yang baru dan
orisinal, semua ini sangat tergantung pada bagaimana kemampuan intelektual
seseorang.
Kemampuan kreatif
seseorang sangat tergantung dari faktor dalam diri dan luar diri. Oleh karena
itu sebagaimana layaknya bakat dan minat, kemampuan kreatif seseorang juga
perlu dikembangkan. Oleh karenanya sumber-sumber kreativitas seperti kognitif,
kepribadian, motivasional dan lingkungan perlu dikembangkan semaksimal mungkin
oleh pihak orang tua (keluarga) dan guru. Dengan mengetahui sumber-sumber ini
pun kita dapat menciptakan suatu lingkungan proses belajar mengajar yang
merangsang kemampuan berpikir kreatif anak. Dengan demikian ciri-ciri kreatif
seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas serta memerinci ide dapat
dikembangkan dalam diri seorang anak. Namun yang perlu menjadi perhatian disini
adalah kita tidak bisa menitikberatkan kreativitas seseorang itu hanya melalui
produknya saja, justru yang terpenting dalam kreativitas adalah prosesnya,
karena di situlah kita dapat melihat bagaimana munculnya keunikan ide
seseorang.
Dalam perkembangan
usianya, dikenal berbagai masa kritis kreativitas. Usia SD yang mencakup usia
5/6 sampai dengan 12 tahun, juga memiliki masa kritis yang berkisar dari usia 5
sampai 6 tahun dan usia 8 sampai 10 tahun. Hal ini terjadi karena di usia 5 sampai
6 tahun, peran tokoh otoriter sangat melekat dalam diri seseorang, dimana anak
harus mematuhi aturan dan keputusan orang tua atau orang dewasa di
lingkungannya. Sementara di usia 8 sampai 10 tahun pengaruh kelompok teman
sebaya sudah jauh lebih kuat, dimana anak yang ingin diterima oleh
teman-temannya, akan menerima dan mengikuti pola-pola yang ditetapkan
kelompoknya
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tumbuhnya Kreativitas
Kreativitas tidak
saja bergantung kepada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedasan
mekanisme mental yang menjadi sasaran untuk mengungkapkan sifat bawaan.
Mekanisme bawaan ini dihasilkan oleh suatu tipe adaptasi awal. Jadi
faktor-faktor yang mempengaruhi disini adalah:
- Dorongan, terlepas dari seberapa jauh potensi anak memenuhi standar orang dewasa, mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari menentukan masa depannya sendiri.
- Sarana, harus disediakan untuk meransang melakukan eksprimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dalam kreativitas.
- Lingkungan yang merangsang. Lingkungan keluarga dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberi bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin agar menjadikan remaja yang kreatif.
- Kesemapatan, untuk memperoleh pengetahuan agar dapat berkembang pikiran yang positif.
- Dari segi waktu, untuk menjadi kreatif harus diberi waktu dalam mengembangkan gagasan-gagasan yang ada pada remaja tersebut.
Usaha-usaha Orang Tua
dan Guru Mengembangkan Kreativitas
Dalam mengembangkan
kreativitas ini guru sangat diharapkan peran yang aktif untuk memberikan
pemahaman pada remaja yang menjadi peserta didiknya. Usaha-usaha guru adalah:
- Membantu anak/peserta didik untuk memahami latar belakang mereka, pengalaman mereka dan kebiasaan perilaku. Pada cara ini diizinkan masing-masing pribadi untuk mengembangkan potensi dirinya.
- Guru dan orang tua dapat menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran kreatif dengan menghilangkan halangan luar dari kreativitas. Sensitifitas pada problem ditingkatkan, metode untuk membahas membebaskan imajinasi dapat dikembangkan dan sarana sistematis untuk mengevaluasi ide-ide dapat diajarkan pula.
- Anak/peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol.
- Cara-cara mengembangkan imajinasi anak/peserta didik dengan memberikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja untuk membuahkan ide-ide yang baik, kriteria yang berbeda pada keunikan dan kegunaan.
- Guru dan orang tua harus memberikan cara instruksi yang semantik didalam menerapkan imajinasi yang dapat menghasilkan pengembangan potensi yang ada pada diri remaja.
Kesimpulan
- Kreativitas adalah merupakan suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan.
- Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kreativitas pada seorang individu seperti dorongan, sarana, lingkungan yang merangsang, kesemapatan, dan waktu. Kreativitas perlu dikembangan, banyak yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kreativitas.
- Guru sebagai tenaga pengajar memegang peranan dalam pengembangan kreativitas. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam pengembangan kreativitas pada seorang remaja diantaranya: membantu remaja untuk memahami latar belakang mereka, menciptakan suasana untuk mendorong pemikiran kreatif, remaja diberi kesempatan untuk mempraktekkan pemikiran kreatif dalam suasana yang terkendali dan terkontrol, mengembangkan imajinasi remaja dengan memberikan masalah-masalah yang dapat meningkatkan inteligensi remaja.
1.4.1 Proses berpikir kreatif
Siswono & Kurniawati dalam
Iswanti (2016:633) menyatakan bahwa berpikir merupakan proses yang dinamis yang
dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. Rusyna
(2014:118) menjelaskan bahwa teori proses kreatif terdiri dari empat tahap
yaitu: (1) kejenuhan (saturation),
(2) inkubasi (incubation), (3)
inspirasi (inspiration), dan (4)
verifikasi (verification).
Gambar 2.3. Tahapan dalam
proses kreatif
Menurut De Porter dan Mike Hernacki dalam Uno (2014:164) ada lima proses
kreatif yang diungkapkannya, yaitu:
1.
Persiapan,
mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan.
2.
Inkubasi, mencerna
fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.
3.
Iluminasi, mendesak
ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
4.
Verifikasi,
memastikan bahwa solusi itu benar-benar memecahkan masalah.
5.
Aplikasi, mengambil
langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut.
Pendapat yang lain mengenai proses kreatif dikemukakan oleh Petty dalam
Sani (2016:101), fase proses kreatif menurut Petty adalah inspirasi,
klarifikasi, evaluasi, distilasi, inkubasi, dan perspirasi. Inspirasi terkait
pengembangan ide-ide, klarifikasi terkait fokus pada tujuan, distilasi adalah
memutuskan ide mana yang akan dikerjakan, inkubasi adalah meninggalkan
pekerjaan untuk sementara, perspirasi terkait dengan mengerjakan ide yang
terbaik, dan evaluasi adalah memeriksa pekerjaan dan belajar dari hal tersebut.
Santrock dalam Abidin (2016:175) menyatakan bahwa tahapan proses kreatif
meliputi:
1.
Persiapan, pada tahap ini seseorang mulai tertarik terhadap sebuah
masalah.
2.
Inkubasi, pada tahap ini seseorang memikirkan sejumlah ide yang tidak
biasa untuk memecahkan masalah.
3.
Pengetahuan, pada tahap ini seseorang menghasilkan sebuah solusi unik
dalam memecahkan masalah.
4.
Evaluasi, pada tahap ini menguji apakah solusi yang dihasilkan dapat
digunakan untuk memecahkan masalah atau tidak.
5.
Elaborasi, pada tahap ini solusi yang dihasilkan diperinci dan diperluas
sehingga menjadi lebih baik lagi.
Sedangkan Susanto (2016:115) mengemukakan
terdapat lima tahap proses kreatif yaitu: stimulus, eksplorasi, perencanaan,
aktivitas, dan review. Masing-masing
tahapan ini dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut:
1.
Stimulus, untuk dapat berpikir secara kreatif perlu adanya stimulus dari
pikiran yang lain.
2.
Eksplorasi, peserta didik dibantu untuk memerhatikan
alternatif-alternatif pilihan sebelum membuat suatu keputusan.
3.
Perencanaan, setelah diadakan stimulus berupa masalah, kemudian melakukan
eksplorasi untuk memecahkan masalah tersebut, selanjutnya membuka berbagai
rencana atau strategi untuk pemecahan masalah.
4.
Aktivitas, proses kreatif dimulai dengan suatu ide atau kumpulan ide.
5.
Review, peserta didik perlu mengadakan evaluasi.
1.4.2 Indikator
berpikir kreatif
E. Paul Torrance dalam Davis
(2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
1.
Fluency adalah kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide verbal non verbal dalam merespon masalah yang tidak
memiliki satu jawaban benar.
2.
Fleksibelity adalah kemampuan untuk
mengambil pendekatan berbeda untuk suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori
berbeda, atau melihat masalah dalam perspektif berbeda.
3.
Originality itu berarti keunikan,
ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan atau cara berpikir yang unik.
4.
Elaborasi adalah kemampuan untuk
mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan, dan bahkan menerapkan ide.
5.
Transformasi berarti kreativitas,
merubah satu ide atau objek lain dengan melakukan modifikasi, mengkombinasi,
atau dengan melihat makna baru, dampak, penerapan, atau adaptasi ke pengguna
baru.
Munandar
(2012:192) berpendapat untuk mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu
adanya penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif. Di bawah ini merupakan
penilaian dan perilaku peserta didik yang diharapkan.
Tabel 2.4 Indikator berpikir kreatif
Indikator
|
Perilaku
|
1.
Berpikir
lancar (Fluency)
|
a.
Menghasilkan
banyak gagasan/jawaban yang relevan
b.
Arus
pemikiran lancar
|
2. Berpikir
luwes (flexibility)
|
a.
Menghasilkan
gagasan-gagasan yang beragam
b.
Mampu
mengubah cara atau pendekatan
c.
Arah
pemikiran yang berbeda
|
3. Berpikir orisinil (Originality)
|
a.
Meberikan
jawaban yang tidak lazim
b.
Memberkan
jawaban yang lain dari pada yang lain
c.
Memberikan
jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
|
4.
Berpikir
terperinci (elaboration)
|
a.
Mengembangkan,
menambah, memperkaya suatu gagasan
b.
Memperinci
detail-detail
c.
Memperluas
suatu gagasan
|
1.4.3 Karakteristik tingkat kemampuan berpikir
kreatif
Menurut Siswono
(2011:551) kemampuan berpikir kreatif seseorang memiliki
tingkatan. Tingkatan yang dimaksud sesuai karya yang
dihasilkan. Oleh sebab
itu digunakan Tingkat Kemampuan
Berpikir Kreatif (TKBK) peserta
didik.
Tabel
2.5 Karakteristik tingkat kemampuan berpikir
kreatif
Tingkatan Kemampuan
|
Karakteristik
|
Tingkat 4 (sangat kreatif)
|
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi
dan dapat mengembangkan cara lain untuk menyelesikannya. Salah satu solusi
memenuhi aspek originality
(kebaruan). Beberapa masalah yang dibangun memenuhi aspek originality, flexibility, dan fluency.
|
Tingkat 3 (kreatif)
|
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu
solusi, tetapi tidak bisa mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya.
Satu solusi memenuhi aspek originality.
Pada tingkat ini juga peserta didik dapat mengembangkan cara lain untuk
memecahkan permasalahan (flexibility),
namun tidak memiliki cara yang berbeda dari yang lain (originality).
|
Tingkat 2 (cukup kreatif)
|
Peserta didik dapat memecahkan permasalahan dengan satu solusi yang
sifatnya berbeda dari yang lain (originality)
namun tidak memenuhi aspek fluency
dan flexibility atau peserta didik
dapat menyelesaikan permasalahan dengan mengembangkan solusinya (flexibility) namun bukan hal yang baru
dan bukan pula jawaban lancar.
|
Tingkat 1 (kurang kreatif)
|
Peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari satu
solusi (fluency) tetapi tidak dapat
mengembangkan solusinya dan tidak memenuhi aspek kebaruan.
|
Tingkat 0
(tidak kreatif)
|
Peserta didik tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari
satu solusi dan tidak dapat mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya.
Serta peserta didik juga tidak bisa menimbulkan solusi baru.
|
1.4.4 Pedoman penskoran berpikir kreatif
Instrumen keterampilan berpikir kreatif yang
disusun dalam bentuk uraian berdasarkan kriteria berpikir kreatif dilakukan
penskoran terhadap jawaban peserta didik untuk setiap butir. Adapun kriteria
penskoran yang telah dibuat oleh La Moma (2015:32-33) dan Fitriarosah
(2016:246) dalam penelitiannya yaitu:
Tabel 2.6.
Tabel 2.7 Pedoman penskoran soal berpikir kreatif matematis
(Fitriarosah (2016:246))
Aspek
|
Skor
|
Kriteria
|
Kelancaran/
Fluency
|
4
|
Memberikan lebih dari dua solusi jawaban yang benar serta seluruhnya menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai dengan analisa argumen lengkap
|
3
|
Memberikan lebih dari
satu solusi
jawaban yang benar serta hampir seluruhnya menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai dengan memberikan alasan lebih lengkap
|
|
2
|
Memberikan satu solusi
jawaban yang benar serta menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai dengan menggunakan alasan tidak rinci
|
|
1
|
Memberikan satu solusi
jawaban yang benar atau menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai, namun tidak disertai alasan
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
|
Keluwesan/
Flexibility
|
4
|
Menemukan lebih dari satu cara dalam menyelesaikan masalah serta seluruhnya menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai
|
3
|
Menemukan lebih dari satu cara dalam menyelesaikan masalah serta hampir seluruhnya menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai
|
|
2
|
Menemukan satu cara dalam menyelesaikan masalah serta menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai tanpa disertai alasan yang lengkap
|
|
1
|
Menemukan satu cara dalam menyelesaikan masalah namun menggunakan strategi dan prosedur matematis yang sesuai tanpa disertai alasan
|
|
0
|
Tidak ada Jawaban
|
|
Keaslian/
Originality
|
4
|
Menggambarkan penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan cara yang berbeda dari orang lain serta sesuai dengan konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
|
3
|
Menggambarkan penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan cara yang berbeda dari orang lain serta sesuai dengan konsep yang dimaksud namun kurang lengkap dan tepat
|
|
2
|
Menggambarkan penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan cara yang berbeda dari orang lain namun tidak sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak lengkap
|
|
1
|
Menggambarkan penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan cara yang berbeda dari orang lain tanpa disertai alasan
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
|
Elaborasi/
Elaboration
|
4
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan
dengan terinci dan benar
|
3
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan
dengan terinci namun analisa argumen belum lengkap
|
|
2
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan
kurang terinci dan benar
|
|
1
|
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan tidak terinci
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
Kisi-kisi instrumen penilaian kognitif
kemampuan berpikir kreatif siswa
Kompetensi Dasar
|
Indikator pencapaian
|
Level kognitif
|
Indikator berpikir kreatif
|
Indikator soal
|
No soal
|
3.8Menentukan hubungan antara pereaksi dengan hasil
reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan dan melakukan perhitungan berdasarkan
hubungan tersebut
|
· Memahami konsep analogi kesetimbangan dinamis
(model Heber)
|
C2
|
Berpikir luwes (flexibility)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memberikan berbagai pendapatnya dari sudut pandang yang berbeda agar
dapat menjelaskan tentang proses terjadinya
kesetimbangan dinamis
|
2
|
· Memahami konsep reaksi kesetimbangan
timbal sulfat dengan kalium iodida
|
C2
|
Berpikir luwes (flexibility)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memberikan berbagai pendapatnya dari sudut pandang yang berbeda agar
dapat menjelaskan proses reaksi kesetimbangan
timbal sulfat dengan kalium iodida
|
1
|
|
·
Menjelaskan reaksi kesetimbangan dinamis yang
terjadi berdasarkan hasil pengamatan.
|
C2
|
Berpikir lancar (Fluency)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memberikan banyak jawaban dalam menjelaskan
kesetimbangan dinamis berdasarkan data pengamatan
|
5
|
|
4.8 Mengolah data untuk menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu
reaksi
|
·
Melakukan perhitungan kuantitatif
yang berkaitan dengan kesetimbangan kimia
|
C3
|
Berpikir luwes (flexibility)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memberikan berbagai pendapatnya dari sudut pandang yang berbeda agar
dapat menjelaskan hasil perhitungan kuantitaif
yang berkaitan dengan proses kesetimbangan
|
7
|
· Menentukan
harga tetapan kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan.
|
C4
|
Berpikir terperinci (elaboration)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan langkah-langkah terperinci dalam menentukan harga tetapan
kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan.
|
3
|
|
· Menentukan
komposisi zat dalam keadaan setimbang, derajat disosiasi (a),
tetapan kesetimbangan (Kc
dan Kp) dan hubungan Kc dengan Kp
|
C4
|
Keaslian/ Originality
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menemukan caranya sendiri dalam mencari
jawaban menentukan
komposisi zat dalam keadaan setimbang, derajat ionisasi tetapan kesetimbangan
dan mentukan hubungan Kc dan Kp
|
4, 8 dan 9
|
|
3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri
|
· Menganalisis faktor-faktor
yang menggeser arah kesetimbangan untuk mendapatkan hasil optimal dalam
industri (proses pembuatan amonia dan asam sulfat)
|
C4
|
Keluwesan/ Flexibility
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memberikan ide-ide yang berbeda dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan.
|
6
|
4.9Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan
|
Merancang dan melakukan percobaan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan
(konsentrasi, volume, tekanan, dan
suhu) dan melaporkannya.
|
C6
|
Berpikir terperinci (elaboration)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan langkah-langkah terperinci dalam merancang percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
|
10
|
Menyajikan hasil informasi
tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan (konsentrasi,
volume, tekanan, dan
suhu)
|
C4
|
Keaslian/ Originality
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menemukan caranya sendiri dalam menyajikan
hasil informasi terkaitan faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan berdasarkan gambar.
|
11
|
|
Menyimpulkan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan (konsentrasi,
volume, tekanan, dan
suhu) berdasarkan gambar
|
C5
|
Berpikir terperinci (elaboration)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan langkah-langkah terperinci dalam menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerseran kesetimbangan berdasarkan gambar.
|
12
|
Pedoman
Penilaian Instrumen Berpikir Kreatif
Aspek
|
Skor
|
Kriteria
|
Kelancaran/ Fluency
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang benar dan alasan yang lengkap
|
3
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang benar, tetapi alasannya kurang tepat
|
|
2
|
Memberikan satu jawaban yang
benar, tetapi alasannya tidak tepat
|
|
1
|
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
|
Keluwesan/ Flexibility
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda disertai dengan alasan yang lengkap
|
3
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
|
|
2
|
Memberikan satu jawaban, tetapi
alasannya tidak tepat
|
|
1
|
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
|
Keaslian/ Originality
|
4
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
|
3
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan
tepat
|
|
2
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak
tepat
|
|
1
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
|
Kerincian/ Elaboration
|
4
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci dan benar
|
3
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci, tetapi belum lengkap
|
|
2
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi kurang terinci
|
|
1
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi tidak terinci
|
|
0
|
Tidak ada jawaban
|
Berdasarkan proses reaksi diatas apa yang
dapat anda simpulkan ? jelaskan dengan pendapat anda sendiri dan berikan contoh
lainnya!
2.
Ketika CuSO4.5H2O
(s) yang berwarna biru dipanaskan dalam suatu wadah tertutup, lama-kelamaan
akan berangsur-angsur memudar menjadi padatan berwarna putih (CuSO4)
dan akan terbentuk uap air (H2O) pada bagian bawah penutup wadah.
Namun, ketika uap air menetes jatuh pada padatan CuSO4 akan
diperoleh kembali padatan yang berwarna biru yang menandakan terbentuknya CuSO4.5H2O
(s) seperti sedia kala. Apakah reaksi tersebut
termasuk reaksi irreversibel (tak dapat balik) atau reversibel (dapat balik) ?
jelaskan menurut pendapat anda sendiri dan buat reaksinya!
3.
Pada suhu 25oC diketahui dua buah reaksi kesetimbangan
memiliki harga Kc sebagai berikut:
A + 2BC ↔ AC2 + 2B Kc1 = 4,0
B + AC2 ↔ BC + AC Kc2 = 0,5
Berdasarkan data tersebut tentukan harga Kc
untuk reaksi kesetimbangan A + AC2 ↔ 2AC. Dan jelaskan reaksi
kesetimbangannya!
4.
Dengan asumsi bahwa konsentrasi awal PCL5 = 0,100 M dan Cl2
= 0,020 M, Hitunglah konsentrasi PCl5, PCl3, dan Cl2
pada keadaan setimbang pada suhu 25oC jika tetapan kesetimbangan
penguraian PCl5 pada suhu ini adalah 0,030. Jelaskan! Dan buat
persamaan reaksinya!
5.
Diketahui dua reaksi kesetimbangan dengan tetapan kesetimbangannya
sebagai berikut:
PCl3(g) + Cl2(g) ↔ PCl5(g) Kc1
PCl5(g) ↔ PCl3(g) + Cl2(g) Kc2
Bagaimanakah hubungan antara Kc1 dan
Kc2 ?
6. Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Konsentrasi dan QKstb pada
Suhu T untuk Reaksi N2(g) + O2(g) ↔ 2NO(g).
Percobaan
|
Konsentrasi Awal (M)
|
|||
N2
|
O2
|
NO
|
QKstb
|
|
1
|
0,127
|
0,134
|
0,966
|
55,68
|
2
|
0,027
|
0,027
|
0,202
|
55,21
|
3
|
0,164
|
0,098
|
0,945
|
55,46
|
4
|
0,064
|
0,065
|
0,482
|
55,16
|
5
|
0,103
|
0,179
|
0,013
|
55,31
|
apakah yang dapat Anda simpulkan dari data pada Tabel
1?
7. Dalam suatu ruang 1 liter pada suhu T°C terdapat dalam
keadaan setimbang 2 mol NH3, 1 mol O2, dan 2 mol H2 menurut
persamaan reaksi:
Tentukan harga tetapan kesetimbangan Kc pada suhu tersebut!
8.
PCl5 dapat terdekomposisi menjadi PCl3 dan
Cl2 membentuk reaksi kesetimbangan
PCl5 (g) ↔ PCl3 (g)
+ Cl2 (g)
Jika pada suhu 250°C harga Kp untuk reaksi
tersebut adalah 2 dan PCl5 terdisosiasi sebanyak 10%, tentukan
tekanan total sistem!
9.
Berdasarkan hubungan
antara Kp dan Kc diatas, menurut pemahaman anda bagaimana syarat suatu reaksi
kesetimbangan gas yang memiliki nilai Kp = Kc ? Adakah contoh reaksi yang
dimaksud di antara reaksi-reaksi kesetimbangan gas berikut ?
a)
2HI(g) ↔ H2(g)+ I2(g)
b)
N2O4(g) ↔ 2NO2(g)
c)
N2(g) + O2(g) ↔
2NO(g)
d)
2SO2(g) + O2(g) ↔
2SO3(g)
10.
Jika diketahui reaksi
2C + 2H2 -> C2H4 dengan
AH = +51,9 kJ. Tentukan.
1a. Jika suhu dinaikkan.
1b. Jika volume reaksi
diperkecil.
1c. Jika suhu diturunkan.
1d. Jika konsentrasi C2H4
diturunkan.
Jika kita perhatikan gambar diatas ternyata
volume itu berbanding terbalik dengan tekanan. Coba anda jelaskan maksud yang ada pada gambar dan kaitkan dengan
faktor-faktor pergeseran kesetimbangan! Dan berikan contoh reaksi
kesetimbangannya!.
Anggap itu gambar timbangan
dimana konsentrasi reaktan sama dengan produk. Sistem itu sedang setimbang dan
akan terus berusaha menyeimbangan dirinya.
1. Jika konsentrasi reaktan di kurangi
maka agar sistem tetap setimbang, pembentukan reaktan harus lebih banyak sampai
setimbang kembali.
2. Jika konsentrasi reaktan ditambah maka
agar sistem tetap setimbang pembentukan produk harus lebih banya sampai sitem
itu setimbang kembali.
Coba anda simpulkan gambar tersebut dengan memahami asumsi diatas!
Berikan contohnya!.
Rubrik Penilaian Instrumen Berpikir Kreatif Materi Laju
Reaksi
Indikator Berpikir Kreatif
|
Indikator Jawaban
|
No
|
Jawaban
|
Skor
|
Flexibility
|
peserta didik dapat
memberikan berbagai pendapatnya dari sudut pandang yang berbeda agar dapat
menjelaskan proses reaksi kesetimbangan timbal sulfat dengan kalium iodida
|
1
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda disertai dengan alasan yang lengkap
Proses reaksi tersebut merupakan reaksi reversible
atau reaksi dapat balik dimana terjadi kesetimbangan kimia ketika sudah tidak
ada perubahan konsentrasi pada masing-masing zat. Contoh lainnya adalah pada
proses reaksi berikut:
N2(g) + 3 H2(g) <——>
2 NH3(g)
Gas nitrogen dan gas hidrogen diletakkan di sisi kiri karena bahan
itulah yang mula-mula dimasukkan ke dalam tempat reaksi. Kedua reaksi
tersebut terjadi dengan kecepatan yang berbeda. Namun, cepat atau lambat,
kecepatan kedua reaksi tersebut akan sama dan jumlah relatif dari gas
nitrogen, gas hidrogen, dan gas amonia menjadi tetap (konstan).
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
|
3
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
alasannya tidak tepat
|
2
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Flexibility
|
peserta didik
dapat memberikan berbagai pendapatnya
dari sudut pandang yang berbeda agar dapat menjelaskan tentang proses
terjadinya kesetimbangan dinamis
|
2
|
Reaksi tersebut termasuk reaksi reversible
(dapat balik) karena CuSO4.5H2O (s) yang
berwarna biru dipanaskan dalam suatu wadah tertutup, lama-kelamaan akan
berangsur-angsur memudar menjadi padatan berwarna putih (CuSO4)
dan akan terbentuk uap air (H2O) pada bagian bawah penutup wadah.
Namun, ketika uap air menetes jatuh pada padatan CuSO4 akan
diperoleh kembali padatan yang berwarna biru yang menandakan terbentuknya
CuSO4.5H2O (s) seperti sedia kala.
CuSO4.5H2O(s) →
CuSO4(s)+ H2O(l)
CuSO4(s)+ H2O(l) → CuSO4.5H2O(s)
CuSO4.5H2O(s) ↔
CuSO4(s)+ H2O(l)
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
|
3
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
alasannya tidak tepat
|
2
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Elaboration
|
peserta didik dapat
melakukan langkah-langkah terperinci dalam menentukan harga tetapan
kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan.
|
3
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci dan benar
|
4
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci, tetapi belum lengkap
|
3
|
|||
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi kurang terinci
|
2
|
|||
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi tidak terinci
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Originality
|
peserta didik untuk
menemukan caranya sendiri dalam mencari jawaban menentukan komposisi zat
dalam keadaan setimbang, derajat ionisasi tetapan kesetimbangan dan mentukan
hubungan Kc dan Kp
|
4
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
|
4
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan
tepat
|
3
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak
tepat
|
2
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Fluency
|
peserta didik
dapat memberikan banyak jawaban dalam
menjelaskan kesetimbangan dinamis berdasarkan data pengamatan
|
5
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang benar dan alasan yang lengkap
PCl3(g) + Cl2(g) ↔ PCl5(g) Kc1 = [PCl5] / [PCl3] [Cl2]
PCl5(g) ↔ PCl3(g) + Cl2(g) Kc2 = [PCl3] [Cl2]
/ [PCl5]
Jadi jika reaksi pertama dibalik maka Kc1
menjadi 1/Kc1 atau sama dengan kc2
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang benar, tetapi alasannya kurang tepat
|
3
|
|||
Memberikan satu jawaban yang
benar, tetapi alasannya tidak tepat
|
2
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Flexibility
|
peserta didik
dapat memberikan ide-ide yang berbeda
dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan.
|
6
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda disertai dengan alasan yang lengkap
Konsentrasi awal
masing-masing zat untuk kelima percobaan tidak sama, tetapi setelah
kesetimbangan tercapai kelima percobaan memiliki nilai Q yang relatif sama.
Besaran Q memiliki makna penting sebab memberikan nilai yang tidak bergantung
pada konsentrasi awal pereaksi. Pada saat harga Q tetap, dinamakan tetapan
kesetimbangan (dilambangkan dengan Kc).
Kc =
QKstb
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
|
3
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
alasannya tidak tepat
|
2
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Flexibility
|
peserta didik dapat memberikan berbagai pendapatnya dari sudut
pandang yang berbeda agar dapat menjelaskan hasil perhitungan kuantitaif yang
berkaitan dengan proses kesetimbangan
|
7
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda disertai dengan alasan yang lengkap
Tetapan
kesetimbangan reaksi di atas
Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masing-masing. PCl5 dapat terdekomposisi menjadi PCl3 dan Cl2 membentuk reaksi kesetimbangan
PCl5 (g) ↔ PCl3 (g)
+ Cl2 (g)
|
4
|
Memberikan lebih dari satu
jawaban yang beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
|
3
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
alasannya tidak tepat
|
2
|
|||
Memberikan satu jawaban, tetapi
tidak memberikan alasan
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Originality
|
peserta didik dapat
menemukan caranya sendiri dalam mencari jawaban menentukan komposisi zat
dalam keadaan setimbang, derajat ionisasi tetapan kesetimbangan dan mentukan
hubungan Kc dan Kp
|
8
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
|
4
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan
tepat
|
3
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak
tepat
|
2
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Originality
|
peserta didik dapat
menemukan caranya sendiri dalam mencari jawaban menentukan komposisi zat
dalam keadaan setimbang, derajat ionisasi tetapan kesetimbangan dan mentukan
hubungan Kc dan Kp
|
9
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
|
4
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan
tepat
|
3
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak
tepat
|
2
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Elaboration
|
peserta didik dapat
melakukan langkah-langkah terperinci dalam merancang percobaan faktor-faktor
yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
|
10
|
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
diberikan dengan terinci dan benar
Karena reaksi di atas adalah reaksi
endoterm, maka ruas reaktan adalah eksoterm dan ruas produk adalah endoterm.
1a.
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan keseimbangan akan bergeser ke endoterm.
Reaksi keseimbangan bergeser ke arah produk.
1b.
Koefisien total reaktan adalah 2 + 2 = 4. Koefisien total produk adalah 2.
Volume diperkecil maka reaksi keseimbangan bergeser ke produk.
1c.
Jika suhu diturunkan, maka reaksi keseimbangan akan bergeser ke eksoterm.
Reaksi keseimbangan bergeser ke reaktan.
|
4
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci, tetapi belum lengkap
|
3
|
|||
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi kurang terinci
|
2
|
|||
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi tidak terinci
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Originality
|
peserta didik
dapat menemukan caranya sendiri dalam
menyajikan hasil informasi terkaitan faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan berdasarkan gambar.
|
11
|
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri sesuai
dengan konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
Jika
kita perhatikan gambar diatas ternyata volume itu berbanding terbalik dengan
tekanan. Jika tekanan sistem diperbesar maka volume sistem akan kecil,
sedangkan jika tekanan diperkecil, maka volume sistem akan besar. Pengaruh
tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut:
Jika
tekanan diperbesar = volume diperkecil = Kesetimbangan bergeser kearah
koefisien terkecil
Jika
tekanan diperkecil = volume diperbesar = Kesetimbangan bergeser kearah
koefisien terbesar
Kembali
kesoal, reaksi yang diberikan :
CO2(g) +
H2(g) CO(g) +
H2O(g) = -x kJ
Jumlah
koefisien kiri = 1 + 1 = 2
Jumlah
koefisien kanan = 1 + 1 = 2
Karena
koefisien ruas kiri dan kanan pada reaksi diatas sama, maka tidak akan ada pengaruh
perubahan volume dan tekanan terhadap kestimbangan reaksi. Jadi jawaban soal
diatas adalah B ya.
Catatan
: untuk wujud zat yang dijumlahkan konsentrasinya hanya yang beruwujud (aq)
dan (g) saja. Sedanfkan untuk (s) dan (l) tidak mempengaruhi kesetimbangan.
|
4
|
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri sesuai dengan konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan
tepat
|
3
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak
tepat
|
2
|
|||
Memberikan jawaban dengan
caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
|||
Elaboration
|
peserta didik dapat
melakukan langkah-langkah terperinci dalam menyimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergerseran kesetimbangan berdasarkan gambar.
|
12
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci dan benar
1. Jika konsentrasi reaktan kurangi maka agar sistem
tetap setimbang, pembentukan reaktan harus lebih banyak sampai setimbang
kembali. Artinya jika konsentrasi reaktan dikurangi maka kesetimbangan
bergerser kearah reaktan. Hal ini juga akan berlaku pada produk, jika
konsentrasinya dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser kearah produk itu
sendiri.
2.
Jika konsentrasi reaktan ditambah maka agar sistem tetap setimbang
pembentukan produk harus lebih banya sampai sitem itu setimbang kembali.
Artinya jika konsentrasi reakstan ditambah maka kesetimbangan akan bergeser
kearah produk. Hal ini juga akan berlaku sama jika konsentrasi produk
ditambah maka kesetimbangan akan bergeset kearah pembentukan reaktan.
|
4
|
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan dengan terinci, tetapi belum lengkap
|
3
|
|||
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi kurang terinci
|
2
|
|||
Menguraikan penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan, tetapi tidak terinci
|
1
|
|||
Tidak ada jawaban
|
0
|
Berdasarkan instrumen dan rubrik yang sudah
saya buat apakah sudah sesuai dengan indikator-indikator dalam kemampuan
berpikir kreatif ? jelaskan!
Hal-ahal apa saja yang harus di perhatikan
dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
Berdasarkan instrumen dan rubrik yang sudah saya buat apakah sudah sesuai dengan indikator-indikator dalam kemampuan berpikir kreatif ? jelaskan!
ReplyDelete.
Menurut saya rubrik yang anda buat sudah dapat memunculkan kemampuan berpikir kreatif dan semua aspek berpikir kreatif dapat muncul. Lalu disini anda juga memberikan rangsangan berupa gambar dan persamaan reaksi agar memudahkan siswa dalam munculnya sikap berpikir kreatif. Namun saran saya sebaiknya penyusunan rubriknya dibuat lebih rinci lagi dimana soal-soal yang ada dimasukkan saja ke dalam kolom KD, Indikator dan Indikator berpikir kreatif agar tidak sulit membacanya.
Hal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
Pastinya gunakan penilaian yang sesuai yang dapat melihat kemunculan aspek kreativitas secara objektif, contohnya yaitu lembar observasi. Dan Aspek-aspek berpikir kreatif juga dijabarkan dalam LO ditambah lagi aspek afektif seperti rasa ingin tahu dan merasa tertantang karena itu merupakan ciri berpikir kreatif. Sehingga penilaian dapat dilakukan dengan melihat sikap yang terjadi pada peserta didik selama pembelajaran.
saya sependapat dengan fanny, bahwa yang perlu diperhtikan yakni penggunaan jenis penilaian yang relevan dan reliabel, selain itu dalam penjabaran kriteria skor sebaiknya dian menyusunnya menggunakan SMART goals sehingga nilai yang didapat benar akurat. dalam menilai sikap krativitas siswa sebaiknya guru melakukan observasi/ kuisioner silang antara siswa dan temannya serta hasil observasi guru/observer itu sendiri. sebaiknya dalam rubrik guru mencantumkan kolom komentar sehingga guru dapat memantau apa yang kurang, apa yang perlu diperkuat (bahan evaluasi) untuk penilaian jenis lain
DeleteHal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
ReplyDeletesegi aspek afektif bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Dalam Kurikulum 2013 guru harus melakukan pengamatan terhadap kompetensi sikap yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial dari peserta didik. Oleh karena itu, dalam melakukan observasi harus mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang harus diobservasi dari kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, agar tingkat pencapaian kompetensi sikap dapat dipantau dengan baik berdasarkan data empiris.
Berdasarkan instrumen dan rubrik yang sudah saya buat apakah sudah sesuai dengan indikator-indikator dalam kemampuan berpikir kreatif ? jelaskan!
ReplyDeleteMenurut saya rubrik penilaian yang dibuat oleh dian sudah sesuai dengan indikator berpikir kreatif. Karena dilihat dari Kisi-kisi instrumen penilaian kognitif kemampuan berpikir kreatif siswa guru juga selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif
Hal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas, menurut saya hal yang harus diperhatikan yaitu indikator-indikator pencapaian yang harus di capai oleh peserta didik dan harus disesuaikan dengan aspek afektif dalam memunculkan sikap kreatifitas siswa diantaranya Rasa ingin tahu, Imajinatif , Merasa tertantang atau Sikap berani mengambil resiko. hal ini juga harus didukung dengan stategi guru dalam mengajar yang juga harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi guru saat proses pembelajaran misalnya karakteristik materi, siswa, sarana serta prasarana dll. pada aspek penilaian sikap bentuk penilaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya dengan mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
ReplyDeleteHal-ahal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
DeleteSaya sependapat dengan Safira,
hal yang harus diperhatikan yaitu indikator-indikator yang harus di capai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan aspek afektif dalam memunculkan sikap kreatifitas siswa diantaranya Rasa ingin tahu, Imajinatif , Merasa tertantang atau Sikap berani mengambil resiko.
Hal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
ReplyDeletesaya sependapat dengan rini bahwa segi aspek afektif bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Dalam Kurikulum 2013 guru harus melakukan pengamatan terhadap kompetensi sikap yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial dari peserta didik. Oleh karena itu, dalam melakukan observasi harus mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang harus diobservasi dari kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, agar tingkat pencapaian kompetensi sikap dapat dipantau dengan baik berdasarkan data empiris.
Berdasarkan instrumen dan rubrik yang sudah saya buat apakah sudah sesuai dengan indikator-indikator dalam kemampuan berpikir kreatif ? jelaskan! untuk rubriknya sudah cukup bagus cuma soal dengan rubrik serta indikator berpikir kreatif yang dibuat belum sesuai, disini dian perlu telaah kembali soal yang dibuat
ReplyDeleteuntuk rubrik yang anda buat sudah cukup bagus namun seperti kata tri, telaah kembali lagi dengan soalnya dan kesesuaiannya dengan indikator berpikir kreatif. dan dalam membuat rubrik kreativitas ini juga perlu diperhatikan komponen SMART sehingga jawaban yang nanti akan diberikan bisa reliable dan relevan
ReplyDeleteHal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
ReplyDeletemenurut saya adalah kesesuaian anatara penilaian atau rubrik dengan hasil yang akan dinilainannti, di dalam rubrik penilaian haruslah jelas agar saat penilaian tidak terjadi bias atau banyak tafsiran penilaian indikator kreativitas yang ingin kita nilai
Hal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
ReplyDeleteMelihat dari indikator yang akan di capai oleh siswa, dan aspek2 apa saja yg ada dalam berpikir kreatif yang mencakup kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty).
Hal-hal apa saja yang harus di perhatikan dalam menilai sikap dalam kreativitas ini?
ReplyDeletedalam menyusun rubrik penilaian berfikir kreatif. perlu dilihat dulu kaitan KI dan KD dengan tujuan pembelajaran. dari tujuan, kemudian kita kembangkan rubrik yang ingin kita buat.
Menjawab pertanyaan : Berdasarkan instrumen dan rubrik yang sudah saya buat apakah sudah sesuai dengan indikator-indikator dalam kemampuan berpikir kreatif ? jelaskan!
ReplyDeleteMenurut pendapat saya rubrik penilaian yang dian buat sudah sesuai dengan indikator berpikir kreatif. Hal ini dapat dilihat dari Kisi-kisi instrumen penilaian kognitif kemampuan berpikir kreatif siswa dan guru juga selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif