Thursday, March 14, 2019

BLOG 6 KEMAMPUAN ARGUMENTASI


A. Kemampuan Argumentasi
1. Argumentasi
Argumentasi adalah kemampuan membenarkan klaim melalui penggunaan bukti. Argumentasi digunakan untuk membantah klaim yang dibuat oleh orang lain, untuk membela klaim, desain, dan mengajukan pertanyaan. Besnard dan Hunter menyatakan bahwa argumentasi pada umumnya mencakup aktivitas mengidentifikasi asumsi- asumsi dan simpulan-simpulan yang relevan dari suatu masalah yang dianalisis. Argumentasi juga mencakup aktivitas mengidentifikasi konflik yang hasilnya diperlukan untuk mendukung atau menolak kesimpulan-kesimpulan tertentu. Argumentasi merupakan cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil keputusan, mempertahankannya dan mempengaruhi orang lain berdasarkan data dan rasionalisasi yang ada.

Argumentasi menurut Tippett dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu: argumentasi lisan dan tertulis. Argumentasi tertulis menurut Bathgatea, Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa2. Argumentasi lisan bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara atau kemampuan mengungkapkan apa yang ada di benaknya berdasarkan informasi atau data yang telah di peroleh. Argumentasi menurut Simon, Erduran, & Osborne merupakan proses mengumpulkan berbagai komponen yang dibutuhkan untuk membangun suatu pendapat/argumen. Komponen argumentasi menurut Toulmin terdiri dari claim, evidence, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal. Komponen ini mampu mengidentifikasi aspek argumentasi yang akan dinilai serta dapat menilai pembenaran suatu argumen. Komponen argumentasi Toulmin merupakan struktur dasar argumentasi yang mampu meningkatkan kemampuan argumentasi siswa secara lisan dan tertulis. Pengertian dari masing–masing komponen argumentasi Toulmin telah disesuaikan oleh McNeill & Krajcik dengan kemampuan siswa dan menghasilkan 4 komponen argumentasi, yaitu: claim, evidence, reasoning, dan rebuttal. Argumentasi merupakan cara seseorang secara rasional menghadapi setiap pertanyaan, isu–isu serta membantah dan menghadapi setiap masalah. Sebuah argumen terdiri dari sebuah klaim (solusi) yang didukung oleh berbagai prinsip (jaminan), bukti dan berbagai bantahan kontra argumen yang memadai. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran. Menurut Jonassen argumentasi cukup esensial dalam mempelajari cara untuk mengatasi sebagian besar jenis masalah, maupun sebagai sebuah metode yang kuat untuk menilai kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Baik untuk masalah yang tidak terstruktur maupun untuk masalah yang terstruktur dengan baik. Cross, Hendricks, dan Hickey menegaskan bahwa belajar argumentasi dapat memperkokoh pemahaman konsep, memungkinkan siswa mendapatkan ide-ide baru yang dapat memperluas pengetahuan, dan menghilangkan miskonsepsi yang dialami siswa. Dengan demikian argumentasi dapat memperoleh landasan yang kuat dalam memahami suatu konsep secara utuh dan benar. Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan argumentasi adalah suatu pendapat yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan yang dibangun atau didukung oleh berbagai komponen. Komponen argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen argumentasi McNeill & Krajcik antara lain: claim, evidence, reasoning dan rebuttal.
1. Claim
Claim adalah sebuah jawaban untuk sebuah pertanyaan atau sebuah masalah atau untuk mengidentifikasi sebuah argumen, kritik terhadap sebuah argumen, dan pemahaman konseptual. Claim juga bisa diartikan sebagai pernyataan tentang apa yang telah di pahami atau kesimpulan yang telah di capai dari penyelidikan atau teks yang telah di baca. Claim akan didukung oleh sebuah data.
2. Evidence
Evidence adalah sebuah data pendukung atau informasi yang mendukung sebuah claim yang berasal dari sumber yang dapat diamati dengan cara sama oleh siapa saja dan fitur diamati secara konstan. Data harus sesuai dan cukup untuk mendukung claim tersebut. Semakin banyak data yang diberikan maka semakin kuat claim yang di ajukan. Data bisa diperoleh dari penyelidikan atau sumber lain termasuk pengamatan, informasi yang ditemukan dalam teks, data yang diarsipkan, dan informasi dari seorang ahli.
3. Reasoning
Reasoning adalah penjelasan tentang bagaimana bukti mendukung claim tersebut dan mengajak atau menyakinkan orang lain bahwa bukti yang digunakan dapat mendukung claim tersebut. Menurut Meri dan Amy reasoning adalah pembenaran yang menghubungkan klaim dan bukti dan mencakup prinsip-prinsip yang sesuai dan memadai untuk membela klaim dan bukti. Setiap bukti mungkin memiliki pembenaran yang berbeda untuk alasan mengapa data tersebut dapat mendukung.
4. Rebuttal
Rebuttal adalah menggambarkan penjelasan alternatif atau menyediakan bukti kontra. Dan penalaran mengapa alternatif tersebut tidak tepat. Rebuttal juga dapat diartikan sebagai bukti yang meniadakan atau tidak setuju dengan sanggahan tersebut.
2. Kemampuan Argumentasi
Kemampuan argumentasi merupakan fondasi dari berpikir logis dan kritis. Menurut Ennis, berpikir kritis merupakan kemampuan mengemukakan alasan berdasarkan apa yang diyakini. Kemampuan berargumentasi melibatkan kemampuan mengemukakan suatu alasan (kritis) disertai dengan data dan dukungan teori yang memadai dari suatu masalah matematika (logis). Kemampuan argumentasi diperlukan kemampuan berpikir dalam menganalisis bukti dan teori yang diberikan sehingga argumen yang di ajukan dapat di terima orang lain sebagai suatu kebenaran. Kegunaan dari kemampuan argumentasi, yaitu untuk menjelaskan hubungan fakta, prosedur, konsep, dan metode penyelesaian yang saling terkait satu sama lain. Salah satu harapan, adalah semakin tinggi kemampuan argumentasi seseorang, semakin baik kemampuan untuk memberikan alasan dari suatu penyelesaian atau jawaban. Jadi perlu adanya pembiasaan dalam peningkatan kemampuan argumentasi siswa agar dapat dengan mudah memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang ada berdasarkan data yang ada atau yang telah diketahui.
Argumentasi Ilmiah
a. Pengertian dan Komponen Argumentasi Ilmiah
Pendapat atau opini adalah sebuah pendapat, pandangan, atau pernyataan yang tidak meyakinkan, karena tidak didukung dengan bukti dan alasan yang kuat (Damer, 2008). Opini bukanlah sebuah argumen, karena argument adalah opini yang ditambah atau didukung dengan bukti dan alasan yang memperkuat opini tersebut (Crusius, 1950). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Keraf (2007), bahwa dasar tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis, yaitu pemikirannya didasarkan pada fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada, sehingga seseorang mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal benar atau tidak. Berdasarkan penjelasan tersebut, argumentasi ilmiah dapat diartikan sebagai sebuah pernyataan yang didukung oleh beberapa bukti yang diukur atau diamati dan menghubungkan itu semua secara bersama-sama dengan fakta ilmu pengetahuan (alasan ilmiah).
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendapat bukanlah sebuah argumen karena pendapat tidak memiliki tiga komponen penting, yaitu klaim, bukti, dan alasan/penalaran. Sedangkan, argumentasi ilmiah memiliki tiga komponen penting tersebut yang mana klaim didukung oleh bukti-bukti, dan dipahami melalui fakta-fakta ilmiah (alasan/penalaran). Ketiga komponen argumentasi ilmiah ini dijelaskan sebagai berikut
1) Klaim: pernyataan tentang fenomena atau kejadian.
2) Bukti: fakta dari pengukuran dan pengamatan, yang dikumpulkan selama investigasi, yang mendukung klaim.
3) Alasan ilmiah: fakta ilmiah atau pengetahuan yang menjelaskan hubungan antara bukti dan klaim.
Komponen-komponen argumentasi ilmiah tersebut dapat diilustrasikan melalui kerangka menurut Sampson dan Schleigh (2013), kerangka ini juga dapat mengilustrasikan beberapa kriteria yang dapat dan harus digunakan untuk mengevaluasi manfaat dari argumentasi ilmiah yang disajikan dalam gambar 2.1.
Berdasarkan kerangka Gambar 2.1, klaim adalah dugaan, kesimpulan, penjelasan, atau pernyataan deskriptif yang menjawab pertanyaan penelitian. Klaim tersebut sesuai dan didukung oleh komponen bukti yang mengacu pada pengukuran, pengamatan, atau bahkan temuan dari penelitian lain yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan kemudian ditafsirkan oleh para peneliti. Kemudian bukti ini didukung dan dijelaskan oleh sebuah pembenaran. Pembenaran komponen bukti dari argumen ini adalah satu atau dua pernyataan yang menjelaskan pentingnya dan relevansi bukti dengan menghubungkan ke prinsip tertentu, konsep, atau asumsi yang mendasarinya.

Sedangkan menurut Toulmin (2003), argumentasi terdiri dari unsur-unsur berikut: a) Klaim, merupakan pernyataan yang disajikan dalam menanggapi sebuah masalah, b) Data, meliputi bukti atau dukungan pada saat klaim dibuat, c) Warrant/jaminan, yang mendukung hubungan antara klaim dan data, d) Backing/dukungan, dikenal sebagai pendukung dari warrant, e) Qualifier, yang merupakan istilah yang menunjukkan sifat kemungkinan klaim, dan f) Reservation, mengacu pada kondisi dimana warrant tidak akan bertahan dan tidak dapat mendukung klaim. Unsur-unsur ini merupakan dasar dari tulisan argumentatif dan kerangka untuk menulis esai argumentatif.
Model argumentasi Toulmin dan komponen dari penulisan argumentatif dikategorikan sebagai unsur fungsional dan nonfungsional. Unsur-unsur fungsional adalah: (a) sudut pandang (yaitu, klaim atau premis) untuk atau terhadap topik, (b) alasan (yaitu, data) untuk mendukung premis atau kontras premis atau untuk membantah argumen lawan, (c) elaborasi (yaitu, warrant dan backing) karena alasan dan sudut pandang, (d) sudut pandang alternatif untuk atau menentang topik; (e) alasan, untuk sudut pandang alternatif argumen lawan, (f) sanggahan, (g) perkenalan, (h) kesimpulan, dan (i) cara pengulangan fungsional.
Sebaliknya, unsur nonfungsional terdiri dari: (a) pengulangan yang tidak menyajikan beberapa tujuan yang tak perlu dijawab dan (b) informasi dalam esai yang tidak relevan dengan topik (Chase, 2011).
Dari penjelasan di atas menyatakan bahwa argumentasi ilmiah harus memiliki klaim, bukti dan alasan penalaran yang kuat dan persuasif. Dalam argumentasi ilmiah klaim, bukti, dan penalaran yang kuat dan persuasif memiliki karakteristik tertentu, yaitu sebagai berikut (Georgia Tech n.d)
a) Karakteristik klaim yang kuat dan persuasive
1) Jawaban dari pertanyaan yang diminta
2) Berdiri sendiri dengan mengulang pertanyaan dalam kalimat lengkap
3) Menjelaskan sebab dan akibat (klaim saya adalah _____ karena _____)
b) Karakteristik bukti yang kuat dan persuasive
1) Fakta yang ditemukan dalam analisis data
2) Beberapa percobaan atau pengamatan dilaporkan dan dianalisis
3) Bukti secara ilmiah benar dan sesuai dengan pertanyaan
4) Cukup, lebih dari satu potongan bukti yang tepat
c) Karakteristik penalaran ilmiah yang kuat
1) Termasuk kosakata ilmu yang tepat atau secara istilah
2) Sepenuhnya menjelaskan fakta-fakta ilmiah yang menghubungkan bukti dan klaim
3) Jawaban mengapa dan/atau bagaimana pola bukti terjadi dan mendukung klaim
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketika seseorang berpendapat maka harus disertai dengan bukti dan alasan yang kuat dan persuasif, sehingga pendapat tersebut dapat diterima oleh orang lain sebagai argumen yang benar.

Contoh lembar pengamatan catatan lapangan kemampuan argumentasi ilmiah pada saat praktikum dan laporan praktikum.
No
Aspek
Hasil pengamatan
1.       
Menyertakan data hasil penyelidikan

2.       
Membuat klaim untuk menjawab pertanyaan penyelidikan

3.       
Menggunakan data hasil penyelidikan
untuk melandasi klaim

4.       
Menuliskan alasan untuk mendukung
klaim

5.       
Mengkaitkan argumen dengan hipotesis

6.       
Kegiatan mengkomunikasikan


Contoh Format Laporan Praktikum Berorientasi Science Writing
Heuristic (SWH)
A. Judul
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
B. Pertanyaan Awal atau Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
C. Hipotesis
Jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka reaksi akan berlangsung lebih cepat, karena disebabkan oleh zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga partikelpartikel akan sering bertumbukan dan kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
D. Prosedur Percobaan
1. Alat
2. Bahan
3. Keselamatan
4. Prosedur (langkah-langkah percobaan)
E. Pengamatan



F. Pembahasan
1. Pernyataan (klaim)
Jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju reaksi akan berjalan semakin cepat. Berdasarkan percobaan, pita logam yang direaksikan dengan HCl 3 M mempunyai laju reaksi yang paling cepat yaitu 15 detik.
2. Bukti/fakta-fakta
Bukti dari pernyataan (klaim) saya adalah bahwa berdasarkan percobaan pita logam yang direaksikan dengan HCl 1 M membutuhkan waktu 25 detik untuk habis bereaksi, dan yang direaksikan dengan HCl 2 M membutuhkan waktu 20 detik untuk habis bereaksi, sedangkan yang direaksikan dengan HCl 3 M hanya membutuhkan waktu 15 detik untuk habis bereaksi.
3. Membandingkan/berunding
a. Sumber internal
Setelah saya diskusikan/bandingkan data saya dengan teman sekelas ternyata data yang kami peroleh mempunyai kesimpulan yang sama yaitu pita logam yang direaksikan dengan HCl 3 M memiliki laju reaksi yang paling cepat untuk habis bereaksi.
b. Sumber eksternal
Berdasarkan literature/sumber (buku, artikel, internet) yang saya baca juga menyebutkan bahwa apabila konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju reaksi akan berjalan semakin cepat karena zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga partikel-partikel akan sering bertumbukan dan kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
4. Kembali ke hipotesis
Hipotesis saya benar bahwa jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju reaksi akan berlangsung lebih cepat karena berdasarkan percobaan diperoleh bahwa pita logam yang direaksikan dengan HCl 3 M memiliki waktu yang paling sedikit untuk habis bereaksi itu artinya bahwa laju reaksi berlangsung paling cepat daripada yang lain.
G. Refleksi atau Kesimpulan
Berdasarkan percobaan saya dapat menyimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi pereaksi maka laju reaksi semakin cepat.
H. Daftar Pustaka


Keterangan Skala nilai tiap aspek
No
Aspek penilaian
Skala
Keterangan skala nilai
1
Mampu menyertakan data/bukti hasil
penyelidikan
3
Menyertakan ˃ 75% data hasil
penyelidikan dalam format data
(diagram, grafik, atau tabel).


2
Menyertakan 50% - 75% data hasil penyelidikan dalam format data (diagram, grafik, atau tabel).


1
Hanya menyertakan ˂ 50% data
hasil penyelidikan dengan format data (diagram, grafik, atau tabel).
2
Mampu membuat pernyataan (klaim)
untuk menjawab pertanyaan
penyelidikan
3
Mampu membuat pernyataan
(klaim) berdasarkan teori,
data/bukti, dan/atau pendukung lainnya sebanyak ˃ 5 klaim dengan benar.


2
Mampu membuat pernyataan
(klaim) berdasarkan teori,
data/bukti, dan/atau pendukung lainnya sebanyak 3 – 5 klaim dengan benar.


1
Mampu membuat pernyataan
(klaim) berdasarkan teori,
data/bukti, dan/atau pendukung lainnya sebanyak ˂ 3 klaim dengan benar.
3
Mampu menggunakan data/bukti hasil
penyelidikan untuk melandasi pernyataan (klaim)
3
Mampu menjelaskan data/bukti
dari 3 – 4 percobaan untuk
melandasi pernyataan (klaim).


2
Mampu menjelaskan data/bukti
dari 2 percobaan untuk melandasi pernyataan (klaim).


1
Mampu menjelaskan data/bukti
dari 1 percobaan untuk melandasi pernyataan (klaim).
4
Mampu menuliskan alasan (pembenaran dan pendukung)
terhadap data/bukti untuk mendukung pernyataan (klaim)
3
Mampu menuliskan alasan
(pembenaran dan pendukung)
menggunakan sumber internal dan eksternal terhadap data/bukti untuk mendukung pernyataan (klaim) pada laporan asam basa dan larutan penyangga (keduanya).


2
Mampu menuliskan alasan
(pembenaran dan pendukung)
menggunakan sumber internal
dan/atau eksternal terhadap
data/bukti untuk mendukung
pernyataan (klaim) pada laporan asam basa dan/atau larutan penyangga (salah satu).


1
Tidak menuliskan alasan
(pembenaran dan pendukung)
menggunakan sumber internal dan eksternal (tidak keduanya) untuk mendukung pernyataan (klaim).
5
Mampu mengkaitkan argumen dengan hipotesis
3
Mampu mengkaitkan argumen
dengan hipotesis pada laporan
asam basa dan larutan penyangga.


2
Mampu mengkaitkan argumen
dengan hipotesis pada laporan
asam basa atau pada larutan
penyangga.


1
Tidak mengkaitkan argumen
dengan hipotesis.
(Walker, 2011)
Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan



13 comments:

  1. Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
    .
    Berdasarkan jurnal Analysis of Instructor Facilitation Strategies and Their Influences on Student Argumentation: A Case Study of a Process Oriented Guided Inquiry Learning Physical Chemistry Classroom oleh Standford dkk, Pola Argumentasi Toulmin terdiri dari beberapa komponen yang menandakan adanya argumentasi yang keluar dari diri siswa yakni (1) claim atau pernyataan posisi (PP), (2) data atau fakta (D), (3) warrant atau jaminan (J), (4) backing atau pendukung (P), (5) rebuttal atau pengecualian atau bantahan. Menurut saya, dalam membuat rubrik penilaian argumentasi tentunya harus memperhatikan beberapa hal yaitu merancang soal atau instrumen yang dapat memunculkan komponen argumentasi. Biasanya pada anak SMA hanya sebatas komponen Claim, Data, Reasoning. Dalam memunculkan ketiga aspek argumentasi maka dibutuhkan adanya rangsangan contohnya seperti gambar, tabel, data percobaan, dll. Dalam pembelajaran kimia rangsangan dapat berupa data percobaan dimana ditimbulkan suatu pertanyaan dari data tersebut sehingga siswa menganalisis dan mengkritisi berdasarkan fakta yang ada dan merangsang siswa untuk mengeluarkan claimnya berdasarkan bukti (evidence) yang ada lalu setelah itu baru muncul reasoning dimana alasan yang mendukung claim dari yang siswa buat berdasarkan data(bukti) yang ada. Menurut saya untuk argumentasi lisan dan tulisan sama sama harus memunculkan komponen argumentasi tersebut, yang membedakan tekniknya saja lisan berupa wawancara sedangkan tertulis berupa soal atau lembar observasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan fanny bahwa pada dasarnya aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kemampuan argumentasi siswa yakni aspek claim, evidence, warrant (dibeberapa sumber),reasoning, rebuttal, backing itu tergntung pendapat mana yang akan dijadikan acuan dalam mengembangkan indikator tiap aspeknya. namun menurut saya yang paling penting yakni claim, evidence dan reasoning merupakan hal yang harus adala dalam menilai argumen seseorang. karena argumen tsb kan ada untuk memperkuat serta mempengaruhi orang lain agar dapat satu persepsi dengan kita, maka dari itu kita membutuhkan bukti dan alasan yang akurat sehingga orang dapat mempercayai dan setuju dengan argumen yang telah kita buat. untuk format penilaian lisan maupun tulian dalam menilai kemampuan argumentasi siswa menurut saya akan sama saja jika berpatokan pada aspek kemampuan argumentasi9claim, evidence, etc) namun , jika menilai bedanya maka menurut saya kualitas argumen yang diapatkan dari hasil tulisan akan lebih baik ketimbang dengan lisan. meskipun dengan lisa kita dapat melihat bagaimana siswa berargumen secara spontan, namun dengan tulisan maka siswa akan mampu untuk lebih berekplorasi dalam menuangkan argumennya berdasarkan data/fakta/ teori pendukung dengan lebih luas dan lengkap menggunakan format tulisan (meskipun valid dan reliabelnya belum tentu bagus)

      Delete
    2. aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut?
      Saya sependapat dengan teman", yang paling penting dalam menilai argumentasi yakni claim, evidence dan reasoning, Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti.

      Delete
    3. saya setuju dengan pendapat teman" diatas karena memang baik tertulis dan lisan indikator kemampuan argumentasi itu yang harus ada adalah claim, evidence dan reasoning sehingga penilaian nya seimbang

      Delete
  2. sama seperti dalam membuat rubrik-ruprik penilaian pada umunya dalam membuat rubrik argumentasi baik lisan maupun tertulis yang perlu diperhatikan adalah indikator-indikator pencapaian yang harus di capai oleh peserta didik namun harus tetap menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi misalnya materi, karakteristik siswa, sarana serta prasarana dll. dalam pengembanagan rubrik argumentasi komponen indikator yang harus muncul dari siswa yaitu claim, evidence, dan reasoning. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan dan muncul pada fase untuk mengawali pembelajaran. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti. dari pengembangan rubrik ini dibutuhkan kreatifitas guru dalam merancang proses pembelajaran agar seluruh kemampuan dari argumentasi siswa dapat muncul.
    sependapat dengan kak fanny yang memberdakan kedua bentuk instrumen penilaian ini adalah tekniknya dimana lisan berupa wawancara sedangkan tertulis berupa soal-soal atau lembar observasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sependapat dengan kak fira, bahwa aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis maupun lisan itu sama saja namun yang perlu diperhatikan adalah indikator-indikator pencapaian yang harus di capai oleh peserta didik namun harus tetap menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
      menambahkan sedikit bahwa, Argumentasi menurut Tippett dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu: argumentasi lisan dan tertulis. Argumentasi tertulis menurut Bathgatea, Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa. contohnya seperti tulisan arumentasi, soal-soal tes, sedangkan Argumentasi lisan bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara atau kemampuan mengungkapkan apa yang ada
      di benaknya berdasarkan informasi atau data yang telah di peroleh. contohnya seperti wawancara.

      Delete
  3. Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
    yang mesti diperhatikan yaitu pemilihan materi, jika ingin memiliki tujuan pembelajaran yang dapat membuat anak dapat berargumen maka pilihnya materi-materi yang sifatnya kontekstual karena sifatnya yang meluas dan dapat dipahami siswa dalam kehidupan sehari-hari. kemudian juga lihat aspek apa yang dilihat jika tertulis maka buatlah instruksi soal sejelas mungkin, jika itu lisan maka guru yang menjadi mentor untuk mengarahkan. dan hasil penilaian pun berbeda-beda satu hasilnya tertulis satu hasilnya berdasarkan observasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan tri bahwa aspek-aspek yang harus diperhatikan yaitu pemilihan materi, jika ingin memiliki tujuan pembelajaran yang dapat membuat anak dapat berargumen maka pilihnya materi-materi yang sifatnya kontekstual karena sifatnya yang meluas dan dapat dipahami siswa dalam kehidupan sehari-hari. kemudian juga lihat aspek apa yang dilihat jika tertulis maka buatlah instruksi soal sejelas mungkin, jika itu lisan maka guru yang menjadi mentor untuk mengarahkan.

      Delete
  4. Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan

    Menurut pendapat saya dalam argumentasi terdapat Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan dan muncul pada fase untuk mengawali pembelajaran. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti. argumentasi tertulis menurut Bathgatea, Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa. contohnya seperti tulisan argumentasi, soal-soal tes, sedangkan Argumentasi lisan bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara atau kemampuan mengungkapkan apa yang ada di benaknya berdasarkan informasi atau data yang telah di peroleh. contohnya seperti wawancara.

    ReplyDelete
  5. Berdasarkan jurnal Analysis of Instructor Facilitation Strategies and Their Influences on Student Argumentation: A Case Study of a Process Oriented Guided Inquiry Learning Physical Chemistry Classroom oleh Standford dkk, Pola Argumentasi Toulmin terdiri dari beberapa komponen yang menandakan adanya argumentasi yang keluar dari diri siswa yakni (1) claim atau pernyataan posisi (PP), (2) data atau fakta (D), (3) warrant atau jaminan (J), (4) backing atau pendukung (P), (5) rebuttal atau pengecualian atau bantahan. Dalam menyusun untuk penilaian argumentasi, haruslah direncanakan dari awal RPP dibuat agar muncul argumentasi siswa pada proses pembelajaran. sehingga penilaian nya bisa dilakukan. penggunaan model pembelajaran yang sesuai juga harus dipertimbangkan.

    ReplyDelete
  6. Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut?

    menurut saya, salah satu komponen akemampuan argumentasi yang bisa digunakan adalah
    Komponen argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen argumentasi McNeill & Krajcik antara lain: claim, evidence, reasoning dan rebuttal.

    kemudian untuk prnilaian argumentasi tertulis dengan menggunakan komponn argumentasi-SWH, komponen pertanyaan (questions), pengujian (test), pengamatan (observation), kesimpulan (conlusion),bukti (evidence), dan refleksi (reflection).

    perbdaan dari kedua jenis penilaian tertulis dan lisan tersebut adalah pada poin rebuttal yaitu dimana siswa mampu membuat sanggahan dari pernyataan

    ReplyDelete
  7. Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
    saya setuju dengan teman-teman diatas tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam membuat rubruk penilaian argumentasi secara tulisan dan lisan, perbadaan kedua tes ini menurut saya lisan ini bisa berbentuk pemberian pendapat dari siswa dan penerapannya bisa pada saat proses pembelajaran dengan akan memiliki poin tersendiri untuk penilaian kognitif siswa, sedangkan untuk tulisan dapat dilakukan untuk keseluruhan siswa.

    ReplyDelete
  8. Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut?



    Komponen argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen argumentasi McNeill & Krajcik antara lain: claim, evidence, reasoning dan rebuttal.


    menurut Toulmin (2003), argumentasi terdiri dari unsur-unsur berikut: a) Klaim, merupakan pernyataan yang disajikan dalam menanggapi sebuah masalah, b) Data, meliputi bukti atau dukungan pada saat klaim dibuat, c) Warrant/jaminan, yang mendukung hubungan antara klaim dan data, d) Backing/dukungan, dikenal sebagai pendukung dari warrant, e) Qualifier, yang merupakan istilah yang menunjukkan sifat kemungkinan klaim, dan f) Reservation, mengacu pada kondisi dimana warrant tidak akan bertahan dan tidak dapat mendukung klaim.

    ReplyDelete