A. Kemampuan
Argumentasi
1. Argumentasi
Argumentasi
adalah kemampuan membenarkan klaim melalui penggunaan bukti. Argumentasi
digunakan untuk membantah klaim yang dibuat oleh orang lain, untuk membela
klaim, desain, dan mengajukan pertanyaan. Besnard dan Hunter menyatakan bahwa
argumentasi pada umumnya mencakup aktivitas mengidentifikasi asumsi- asumsi dan
simpulan-simpulan yang relevan dari suatu masalah yang dianalisis. Argumentasi
juga mencakup aktivitas mengidentifikasi konflik yang hasilnya diperlukan untuk
mendukung atau menolak kesimpulan-kesimpulan tertentu. Argumentasi merupakan
cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil keputusan, mempertahankannya dan
mempengaruhi orang lain berdasarkan data dan rasionalisasi yang ada.
Argumentasi menurut Tippett dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu: argumentasi lisan dan tertulis. Argumentasi tertulis menurut Bathgatea, Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa2. Argumentasi lisan bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara atau kemampuan mengungkapkan apa yang ada di benaknya berdasarkan informasi atau data yang telah di peroleh. Argumentasi menurut Simon, Erduran, & Osborne merupakan proses mengumpulkan berbagai komponen yang dibutuhkan untuk membangun suatu pendapat/argumen. Komponen argumentasi menurut Toulmin terdiri dari claim, evidence, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal. Komponen ini mampu mengidentifikasi aspek argumentasi yang akan dinilai serta dapat menilai pembenaran suatu argumen. Komponen argumentasi Toulmin merupakan struktur dasar argumentasi yang mampu meningkatkan kemampuan argumentasi siswa secara lisan dan tertulis. Pengertian dari masing–masing komponen argumentasi Toulmin telah disesuaikan oleh McNeill & Krajcik dengan kemampuan siswa dan menghasilkan 4 komponen argumentasi, yaitu: claim, evidence, reasoning, dan rebuttal. Argumentasi merupakan cara seseorang secara rasional menghadapi setiap pertanyaan, isu–isu serta membantah dan menghadapi setiap masalah. Sebuah argumen terdiri dari sebuah klaim (solusi) yang didukung oleh berbagai prinsip (jaminan), bukti dan berbagai bantahan kontra argumen yang memadai. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran. Menurut Jonassen argumentasi cukup esensial dalam mempelajari cara untuk mengatasi sebagian besar jenis masalah, maupun sebagai sebuah metode yang kuat untuk menilai kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Baik untuk masalah yang tidak terstruktur maupun untuk masalah yang terstruktur dengan baik. Cross, Hendricks, dan Hickey menegaskan bahwa belajar argumentasi dapat memperkokoh pemahaman konsep, memungkinkan siswa mendapatkan ide-ide baru yang dapat memperluas pengetahuan, dan menghilangkan miskonsepsi yang dialami siswa. Dengan demikian argumentasi dapat memperoleh landasan yang kuat dalam memahami suatu konsep secara utuh dan benar. Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan argumentasi adalah suatu pendapat yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan yang dibangun atau didukung oleh berbagai komponen. Komponen argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen argumentasi McNeill & Krajcik antara lain: claim, evidence, reasoning dan rebuttal.
1. Claim
Claim
adalah sebuah jawaban untuk sebuah pertanyaan atau sebuah masalah atau untuk mengidentifikasi
sebuah argumen, kritik terhadap sebuah argumen, dan pemahaman konseptual. Claim juga bisa diartikan sebagai
pernyataan tentang apa yang telah di pahami atau kesimpulan yang telah di capai
dari penyelidikan atau teks yang telah di baca. Claim akan
didukung oleh sebuah data.
2. Evidence
Evidence
adalah sebuah data pendukung atau informasi yang mendukung sebuah claim yang
berasal dari sumber yang dapat diamati dengan cara sama oleh siapa saja dan
fitur diamati secara konstan.
Data harus sesuai dan cukup untuk mendukung claim tersebut. Semakin banyak data
yang diberikan maka semakin kuat claim yang di ajukan. Data bisa diperoleh dari
penyelidikan atau sumber lain termasuk pengamatan, informasi yang ditemukan
dalam teks, data yang diarsipkan, dan informasi dari seorang ahli.
3. Reasoning
Reasoning
adalah penjelasan tentang bagaimana bukti mendukung claim tersebut dan mengajak
atau menyakinkan orang lain bahwa bukti yang digunakan dapat mendukung claim
tersebut. Menurut Meri dan
Amy reasoning adalah pembenaran yang menghubungkan klaim dan bukti dan mencakup
prinsip-prinsip yang sesuai dan memadai untuk membela klaim dan bukti. Setiap
bukti mungkin memiliki pembenaran yang berbeda untuk alasan mengapa data
tersebut dapat mendukung.
4. Rebuttal
Rebuttal
adalah menggambarkan penjelasan alternatif atau menyediakan bukti kontra. Dan
penalaran mengapa alternatif tersebut tidak tepat. Rebuttal juga dapat
diartikan sebagai bukti yang meniadakan atau tidak setuju dengan sanggahan
tersebut.
2. Kemampuan
Argumentasi
Kemampuan
argumentasi merupakan fondasi dari berpikir logis dan
kritis. Menurut Ennis, berpikir kritis merupakan kemampuan mengemukakan
alasan berdasarkan apa yang diyakini. Kemampuan berargumentasi
melibatkan kemampuan mengemukakan suatu alasan (kritis) disertai dengan data
dan dukungan teori yang memadai dari suatu masalah matematika (logis). Kemampuan
argumentasi diperlukan kemampuan berpikir dalam menganalisis bukti dan teori
yang diberikan sehingga argumen yang di ajukan dapat di terima orang lain
sebagai suatu kebenaran. Kegunaan dari kemampuan argumentasi, yaitu untuk menjelaskan
hubungan fakta, prosedur, konsep, dan metode penyelesaian yang saling terkait
satu sama lain. Salah satu harapan, adalah semakin tinggi kemampuan argumentasi
seseorang, semakin baik kemampuan untuk memberikan alasan dari suatu
penyelesaian atau jawaban. Jadi perlu adanya pembiasaan dalam peningkatan kemampuan
argumentasi siswa agar dapat dengan mudah memecahkan atau menyelesaikan
permasalahan yang ada berdasarkan data yang ada atau yang telah diketahui.
Argumentasi Ilmiah
a. Pengertian dan
Komponen Argumentasi Ilmiah
Pendapat atau opini
adalah sebuah pendapat, pandangan, atau pernyataan yang tidak meyakinkan,
karena tidak didukung dengan bukti dan alasan yang kuat (Damer, 2008). Opini bukanlah sebuah argumen, karena argument adalah opini yang
ditambah atau didukung dengan bukti dan alasan yang memperkuat opini tersebut
(Crusius, 1950). Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Keraf (2007), bahwa dasar tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis, yaitu pemikirannya didasarkan pada fakta-fakta atau bukti-bukti
yang ada, sehingga seseorang mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu
hal benar atau tidak. Berdasarkan penjelasan tersebut, argumentasi ilmiah dapat
diartikan sebagai sebuah pernyataan yang didukung oleh beberapa bukti yang
diukur atau diamati dan menghubungkan itu semua secara bersama-sama dengan
fakta ilmu pengetahuan (alasan ilmiah).
Dari penjelasan di atas
dapat dipahami bahwa pendapat bukanlah sebuah argumen karena pendapat tidak
memiliki tiga komponen penting, yaitu klaim, bukti, dan alasan/penalaran. Sedangkan, argumentasi
ilmiah memiliki tiga komponen penting tersebut yang mana klaim didukung oleh
bukti-bukti, dan dipahami melalui fakta-fakta ilmiah (alasan/penalaran). Ketiga komponen argumentasi ilmiah ini dijelaskan sebagai berikut
1) Klaim: pernyataan
tentang fenomena atau kejadian.
2) Bukti: fakta dari
pengukuran dan pengamatan, yang dikumpulkan selama investigasi, yang mendukung
klaim.
3) Alasan ilmiah: fakta
ilmiah atau pengetahuan yang menjelaskan hubungan antara bukti dan klaim.
Komponen-komponen
argumentasi ilmiah tersebut dapat diilustrasikan melalui kerangka menurut
Sampson dan Schleigh (2013), kerangka ini juga dapat mengilustrasikan beberapa
kriteria yang dapat dan harus digunakan untuk mengevaluasi manfaat dari
argumentasi ilmiah yang disajikan dalam gambar 2.1.
Berdasarkan kerangka
Gambar 2.1, klaim adalah dugaan, kesimpulan, penjelasan, atau pernyataan
deskriptif yang menjawab pertanyaan penelitian. Klaim tersebut sesuai dan
didukung oleh komponen bukti yang mengacu pada pengukuran, pengamatan, atau
bahkan temuan dari penelitian lain yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan
kemudian ditafsirkan oleh para peneliti. Kemudian bukti ini didukung dan
dijelaskan oleh sebuah pembenaran. Pembenaran komponen bukti dari argumen ini
adalah satu atau dua pernyataan yang menjelaskan pentingnya dan relevansi bukti
dengan menghubungkan ke prinsip tertentu, konsep, atau asumsi yang
mendasarinya.
Sedangkan menurut
Toulmin (2003), argumentasi terdiri dari unsur-unsur berikut: a) Klaim,
merupakan pernyataan yang disajikan dalam menanggapi sebuah masalah, b) Data,
meliputi bukti atau dukungan pada saat klaim dibuat, c) Warrant/jaminan,
yang mendukung hubungan antara klaim dan data, d) Backing/dukungan,
dikenal sebagai pendukung dari warrant, e) Qualifier, yang
merupakan istilah yang menunjukkan sifat kemungkinan klaim, dan f) Reservation,
mengacu pada kondisi dimana warrant tidak akan bertahan dan tidak dapat
mendukung klaim. Unsur-unsur ini merupakan dasar dari tulisan argumentatif dan
kerangka untuk menulis esai argumentatif.
Model argumentasi Toulmin dan komponen dari penulisan argumentatif dikategorikan sebagai unsur fungsional dan nonfungsional. Unsur-unsur fungsional adalah: (a) sudut pandang (yaitu, klaim atau premis) untuk atau terhadap topik, (b) alasan (yaitu, data) untuk mendukung premis atau kontras premis atau untuk membantah argumen lawan, (c) elaborasi (yaitu, warrant dan backing) karena alasan dan sudut pandang, (d) sudut pandang alternatif untuk atau menentang topik; (e) alasan, untuk sudut pandang alternatif argumen lawan, (f) sanggahan, (g) perkenalan, (h) kesimpulan, dan (i) cara pengulangan fungsional.
Model argumentasi Toulmin dan komponen dari penulisan argumentatif dikategorikan sebagai unsur fungsional dan nonfungsional. Unsur-unsur fungsional adalah: (a) sudut pandang (yaitu, klaim atau premis) untuk atau terhadap topik, (b) alasan (yaitu, data) untuk mendukung premis atau kontras premis atau untuk membantah argumen lawan, (c) elaborasi (yaitu, warrant dan backing) karena alasan dan sudut pandang, (d) sudut pandang alternatif untuk atau menentang topik; (e) alasan, untuk sudut pandang alternatif argumen lawan, (f) sanggahan, (g) perkenalan, (h) kesimpulan, dan (i) cara pengulangan fungsional.
Sebaliknya, unsur
nonfungsional terdiri dari: (a) pengulangan yang tidak menyajikan beberapa tujuan
yang tak perlu dijawab dan (b) informasi dalam esai yang tidak relevan dengan
topik (Chase, 2011).
Dari penjelasan di atas
menyatakan bahwa argumentasi ilmiah harus memiliki klaim, bukti dan alasan
penalaran yang kuat dan persuasif. Dalam argumentasi ilmiah klaim, bukti, dan
penalaran yang kuat dan persuasif memiliki karakteristik tertentu, yaitu
sebagai berikut (Georgia Tech n.d)
a) Karakteristik klaim
yang kuat dan persuasive
1) Jawaban dari
pertanyaan yang diminta
2) Berdiri sendiri
dengan mengulang pertanyaan dalam kalimat lengkap
3) Menjelaskan sebab
dan akibat (klaim saya adalah _____ karena _____)
b) Karakteristik bukti
yang kuat dan persuasive
1) Fakta yang ditemukan
dalam analisis data
2) Beberapa percobaan
atau pengamatan dilaporkan dan dianalisis
3) Bukti secara ilmiah
benar dan sesuai dengan pertanyaan
4) Cukup, lebih dari
satu potongan bukti yang tepat
c) Karakteristik
penalaran ilmiah yang kuat
1) Termasuk kosakata
ilmu yang tepat atau secara istilah
2) Sepenuhnya
menjelaskan fakta-fakta ilmiah yang menghubungkan bukti dan klaim
3) Jawaban mengapa
dan/atau bagaimana pola bukti terjadi dan mendukung klaim
Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa ketika seseorang berpendapat maka harus disertai
dengan bukti dan alasan yang kuat dan persuasif, sehingga pendapat tersebut
dapat diterima oleh orang lain sebagai argumen yang benar.
Contoh
lembar pengamatan catatan lapangan kemampuan argumentasi ilmiah pada saat
praktikum dan laporan praktikum.
No
|
Aspek
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
Menyertakan data hasil penyelidikan
|
|
2.
|
Membuat klaim untuk menjawab pertanyaan penyelidikan
|
|
3.
|
Menggunakan data hasil penyelidikan
untuk melandasi klaim
|
|
4.
|
Menuliskan alasan untuk mendukung
klaim
|
|
5.
|
Mengkaitkan argumen dengan hipotesis
|
|
6.
|
Kegiatan mengkomunikasikan
|
|
Contoh Format Laporan Praktikum Berorientasi Science Writing
Heuristic (SWH)
A. Judul
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
B. Pertanyaan Awal atau Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi?
C. Hipotesis
Jika konsentrasi pereaksi
diperbesar maka reaksi akan berlangsung lebih cepat, karena disebabkan oleh zat yang konsentrasinya
besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga partikelpartikel
akan sering bertumbukan dan kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
D. Prosedur Percobaan
1. Alat
2. Bahan
3. Keselamatan
4. Prosedur (langkah-langkah percobaan)
E. Pengamatan
F. Pembahasan
1. Pernyataan (klaim)
Jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju reaksi akan berjalan semakin
cepat. Berdasarkan percobaan, pita logam yang direaksikan dengan HCl 3 M
mempunyai laju reaksi yang paling cepat yaitu 15 detik.
2. Bukti/fakta-fakta
Bukti dari pernyataan (klaim) saya adalah bahwa berdasarkan percobaan pita
logam yang direaksikan dengan HCl 1 M membutuhkan waktu 25 detik untuk habis
bereaksi, dan yang direaksikan dengan HCl 2 M membutuhkan waktu 20 detik untuk
habis bereaksi, sedangkan yang direaksikan dengan HCl 3 M hanya membutuhkan waktu 15 detik
untuk habis bereaksi.
3. Membandingkan/berunding
a. Sumber internal
Setelah saya diskusikan/bandingkan data saya dengan teman sekelas ternyata
data yang kami peroleh mempunyai kesimpulan yang sama yaitu pita logam yang
direaksikan dengan HCl 3 M memiliki laju reaksi yang paling cepat untuk habis
bereaksi.
b. Sumber eksternal
Berdasarkan literature/sumber (buku, artikel, internet) yang saya baca juga
menyebutkan bahwa apabila konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju reaksi akan
berjalan semakin cepat karena zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah
partikel yang lebih banyak sehingga partikel-partikel akan sering bertumbukan
dan kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
4. Kembali ke hipotesis
Hipotesis saya benar bahwa jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju
reaksi akan berlangsung lebih cepat karena berdasarkan percobaan diperoleh bahwa pita logam yang direaksikan dengan
HCl 3 M memiliki waktu yang paling sedikit untuk habis bereaksi itu artinya
bahwa laju reaksi berlangsung paling cepat daripada yang lain.
G. Refleksi atau Kesimpulan
Berdasarkan percobaan saya dapat menyimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi pereaksi maka laju reaksi semakin cepat.
H. Daftar Pustaka
Keterangan Skala nilai tiap aspek
No
|
Aspek penilaian
|
Skala
|
Keterangan skala
nilai
|
1
|
Mampu menyertakan data/bukti hasil
penyelidikan
|
3
|
Menyertakan ˃ 75% data hasil
penyelidikan dalam format data
(diagram, grafik,
atau tabel).
|
|
|
2
|
Menyertakan 50% - 75% data hasil penyelidikan dalam format data (diagram,
grafik, atau tabel).
|
|
|
1
|
Hanya menyertakan ˂ 50% data
hasil penyelidikan dengan format data (diagram, grafik, atau tabel).
|
2
|
Mampu membuat pernyataan (klaim)
untuk menjawab pertanyaan
penyelidikan
|
3
|
Mampu membuat pernyataan
(klaim) berdasarkan teori,
data/bukti, dan/atau pendukung lainnya sebanyak ˃ 5 klaim dengan benar.
|
|
|
2
|
Mampu membuat pernyataan
(klaim) berdasarkan teori,
data/bukti, dan/atau pendukung lainnya sebanyak 3 – 5 klaim dengan benar.
|
|
|
1
|
Mampu membuat pernyataan
(klaim) berdasarkan teori,
data/bukti, dan/atau pendukung lainnya sebanyak ˂ 3 klaim dengan benar.
|
3
|
Mampu menggunakan data/bukti hasil
penyelidikan untuk melandasi pernyataan (klaim)
|
3
|
Mampu menjelaskan data/bukti
dari 3 – 4 percobaan untuk
melandasi
pernyataan (klaim).
|
|
|
2
|
Mampu menjelaskan data/bukti
dari 2 percobaan untuk melandasi pernyataan (klaim).
|
|
|
1
|
Mampu menjelaskan data/bukti
dari 1 percobaan untuk melandasi pernyataan (klaim).
|
4
|
Mampu menuliskan alasan (pembenaran dan pendukung)
terhadap data/bukti untuk mendukung pernyataan (klaim)
|
3
|
Mampu menuliskan alasan
(pembenaran dan pendukung)
menggunakan sumber internal dan eksternal terhadap data/bukti untuk
mendukung pernyataan (klaim) pada laporan asam basa dan larutan penyangga
(keduanya).
|
|
|
2
|
Mampu menuliskan alasan
(pembenaran dan pendukung)
menggunakan sumber internal
dan/atau eksternal terhadap
data/bukti untuk mendukung
pernyataan (klaim) pada laporan asam basa dan/atau larutan penyangga
(salah satu).
|
|
|
1
|
Tidak menuliskan alasan
(pembenaran dan pendukung)
menggunakan sumber internal dan eksternal (tidak keduanya) untuk
mendukung pernyataan (klaim).
|
5
|
Mampu mengkaitkan
argumen dengan hipotesis
|
3
|
Mampu mengkaitkan argumen
dengan hipotesis pada laporan
asam basa dan
larutan penyangga.
|
|
|
2
|
Mampu mengkaitkan argumen
dengan hipotesis pada laporan
asam basa atau pada larutan
penyangga.
|
|
|
1
|
Tidak mengkaitkan argumen
dengan hipotesis.
|
(Walker, 2011)
Berdasarkan
permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat
rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua
jenis tersebut? Jelaskan
Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
ReplyDelete.
Berdasarkan jurnal Analysis of Instructor Facilitation Strategies and Their Influences on Student Argumentation: A Case Study of a Process Oriented Guided Inquiry Learning Physical Chemistry Classroom oleh Standford dkk, Pola Argumentasi Toulmin terdiri dari beberapa komponen yang menandakan adanya argumentasi yang keluar dari diri siswa yakni (1) claim atau pernyataan posisi (PP), (2) data atau fakta (D), (3) warrant atau jaminan (J), (4) backing atau pendukung (P), (5) rebuttal atau pengecualian atau bantahan. Menurut saya, dalam membuat rubrik penilaian argumentasi tentunya harus memperhatikan beberapa hal yaitu merancang soal atau instrumen yang dapat memunculkan komponen argumentasi. Biasanya pada anak SMA hanya sebatas komponen Claim, Data, Reasoning. Dalam memunculkan ketiga aspek argumentasi maka dibutuhkan adanya rangsangan contohnya seperti gambar, tabel, data percobaan, dll. Dalam pembelajaran kimia rangsangan dapat berupa data percobaan dimana ditimbulkan suatu pertanyaan dari data tersebut sehingga siswa menganalisis dan mengkritisi berdasarkan fakta yang ada dan merangsang siswa untuk mengeluarkan claimnya berdasarkan bukti (evidence) yang ada lalu setelah itu baru muncul reasoning dimana alasan yang mendukung claim dari yang siswa buat berdasarkan data(bukti) yang ada. Menurut saya untuk argumentasi lisan dan tulisan sama sama harus memunculkan komponen argumentasi tersebut, yang membedakan tekniknya saja lisan berupa wawancara sedangkan tertulis berupa soal atau lembar observasi.
saya sependapat dengan fanny bahwa pada dasarnya aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kemampuan argumentasi siswa yakni aspek claim, evidence, warrant (dibeberapa sumber),reasoning, rebuttal, backing itu tergntung pendapat mana yang akan dijadikan acuan dalam mengembangkan indikator tiap aspeknya. namun menurut saya yang paling penting yakni claim, evidence dan reasoning merupakan hal yang harus adala dalam menilai argumen seseorang. karena argumen tsb kan ada untuk memperkuat serta mempengaruhi orang lain agar dapat satu persepsi dengan kita, maka dari itu kita membutuhkan bukti dan alasan yang akurat sehingga orang dapat mempercayai dan setuju dengan argumen yang telah kita buat. untuk format penilaian lisan maupun tulian dalam menilai kemampuan argumentasi siswa menurut saya akan sama saja jika berpatokan pada aspek kemampuan argumentasi9claim, evidence, etc) namun , jika menilai bedanya maka menurut saya kualitas argumen yang diapatkan dari hasil tulisan akan lebih baik ketimbang dengan lisan. meskipun dengan lisa kita dapat melihat bagaimana siswa berargumen secara spontan, namun dengan tulisan maka siswa akan mampu untuk lebih berekplorasi dalam menuangkan argumennya berdasarkan data/fakta/ teori pendukung dengan lebih luas dan lengkap menggunakan format tulisan (meskipun valid dan reliabelnya belum tentu bagus)
Deleteaspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut?
DeleteSaya sependapat dengan teman", yang paling penting dalam menilai argumentasi yakni claim, evidence dan reasoning, Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti.
saya setuju dengan pendapat teman" diatas karena memang baik tertulis dan lisan indikator kemampuan argumentasi itu yang harus ada adalah claim, evidence dan reasoning sehingga penilaian nya seimbang
Deletesama seperti dalam membuat rubrik-ruprik penilaian pada umunya dalam membuat rubrik argumentasi baik lisan maupun tertulis yang perlu diperhatikan adalah indikator-indikator pencapaian yang harus di capai oleh peserta didik namun harus tetap menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi misalnya materi, karakteristik siswa, sarana serta prasarana dll. dalam pengembanagan rubrik argumentasi komponen indikator yang harus muncul dari siswa yaitu claim, evidence, dan reasoning. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan dan muncul pada fase untuk mengawali pembelajaran. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti. dari pengembangan rubrik ini dibutuhkan kreatifitas guru dalam merancang proses pembelajaran agar seluruh kemampuan dari argumentasi siswa dapat muncul.
ReplyDeletesependapat dengan kak fanny yang memberdakan kedua bentuk instrumen penilaian ini adalah tekniknya dimana lisan berupa wawancara sedangkan tertulis berupa soal-soal atau lembar observasi.
sependapat dengan kak fira, bahwa aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis maupun lisan itu sama saja namun yang perlu diperhatikan adalah indikator-indikator pencapaian yang harus di capai oleh peserta didik namun harus tetap menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
Deletemenambahkan sedikit bahwa, Argumentasi menurut Tippett dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu: argumentasi lisan dan tertulis. Argumentasi tertulis menurut Bathgatea, Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa. contohnya seperti tulisan arumentasi, soal-soal tes, sedangkan Argumentasi lisan bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara atau kemampuan mengungkapkan apa yang ada
di benaknya berdasarkan informasi atau data yang telah di peroleh. contohnya seperti wawancara.
Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
ReplyDeleteyang mesti diperhatikan yaitu pemilihan materi, jika ingin memiliki tujuan pembelajaran yang dapat membuat anak dapat berargumen maka pilihnya materi-materi yang sifatnya kontekstual karena sifatnya yang meluas dan dapat dipahami siswa dalam kehidupan sehari-hari. kemudian juga lihat aspek apa yang dilihat jika tertulis maka buatlah instruksi soal sejelas mungkin, jika itu lisan maka guru yang menjadi mentor untuk mengarahkan. dan hasil penilaian pun berbeda-beda satu hasilnya tertulis satu hasilnya berdasarkan observasi
saya sependapat dengan tri bahwa aspek-aspek yang harus diperhatikan yaitu pemilihan materi, jika ingin memiliki tujuan pembelajaran yang dapat membuat anak dapat berargumen maka pilihnya materi-materi yang sifatnya kontekstual karena sifatnya yang meluas dan dapat dipahami siswa dalam kehidupan sehari-hari. kemudian juga lihat aspek apa yang dilihat jika tertulis maka buatlah instruksi soal sejelas mungkin, jika itu lisan maka guru yang menjadi mentor untuk mengarahkan.
DeleteBerdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
ReplyDeleteMenurut pendapat saya dalam argumentasi terdapat Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan dan muncul pada fase untuk mengawali pembelajaran. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti. argumentasi tertulis menurut Bathgatea, Crowellb, Schunna, Cannadyc, & Dorphc bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dan kemampuan menulis siswa. contohnya seperti tulisan argumentasi, soal-soal tes, sedangkan Argumentasi lisan bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara atau kemampuan mengungkapkan apa yang ada di benaknya berdasarkan informasi atau data yang telah di peroleh. contohnya seperti wawancara.
Berdasarkan jurnal Analysis of Instructor Facilitation Strategies and Their Influences on Student Argumentation: A Case Study of a Process Oriented Guided Inquiry Learning Physical Chemistry Classroom oleh Standford dkk, Pola Argumentasi Toulmin terdiri dari beberapa komponen yang menandakan adanya argumentasi yang keluar dari diri siswa yakni (1) claim atau pernyataan posisi (PP), (2) data atau fakta (D), (3) warrant atau jaminan (J), (4) backing atau pendukung (P), (5) rebuttal atau pengecualian atau bantahan. Dalam menyusun untuk penilaian argumentasi, haruslah direncanakan dari awal RPP dibuat agar muncul argumentasi siswa pada proses pembelajaran. sehingga penilaian nya bisa dilakukan. penggunaan model pembelajaran yang sesuai juga harus dipertimbangkan.
ReplyDeleteBerdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut?
ReplyDeletemenurut saya, salah satu komponen akemampuan argumentasi yang bisa digunakan adalah
Komponen argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen argumentasi McNeill & Krajcik antara lain: claim, evidence, reasoning dan rebuttal.
kemudian untuk prnilaian argumentasi tertulis dengan menggunakan komponn argumentasi-SWH, komponen pertanyaan (questions), pengujian (test), pengamatan (observation), kesimpulan (conlusion),bukti (evidence), dan refleksi (reflection).
perbdaan dari kedua jenis penilaian tertulis dan lisan tersebut adalah pada poin rebuttal yaitu dimana siswa mampu membuat sanggahan dari pernyataan
Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut? Jelaskan
ReplyDeletesaya setuju dengan teman-teman diatas tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam membuat rubruk penilaian argumentasi secara tulisan dan lisan, perbadaan kedua tes ini menurut saya lisan ini bisa berbentuk pemberian pendapat dari siswa dan penerapannya bisa pada saat proses pembelajaran dengan akan memiliki poin tersendiri untuk penilaian kognitif siswa, sedangkan untuk tulisan dapat dilakukan untuk keseluruhan siswa.
Berdasarkan permasalahan diatas aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian argumentasi secara tertulis dan lisan, dimana perbedaan kedua jenis tersebut?
ReplyDeleteKomponen argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen argumentasi McNeill & Krajcik antara lain: claim, evidence, reasoning dan rebuttal.
menurut Toulmin (2003), argumentasi terdiri dari unsur-unsur berikut: a) Klaim, merupakan pernyataan yang disajikan dalam menanggapi sebuah masalah, b) Data, meliputi bukti atau dukungan pada saat klaim dibuat, c) Warrant/jaminan, yang mendukung hubungan antara klaim dan data, d) Backing/dukungan, dikenal sebagai pendukung dari warrant, e) Qualifier, yang merupakan istilah yang menunjukkan sifat kemungkinan klaim, dan f) Reservation, mengacu pada kondisi dimana warrant tidak akan bertahan dan tidak dapat mendukung klaim.