Tuesday, December 11, 2018

Inovasi Model 5E dan dampaknya terhadap keterampilan proses sains


Inovasi Model Pembelajaran 5Edan Dampaknya Terhadap Keterampilan Proses Sains


Learning cycle atau siklus belajar  adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif (Fajaroh, 2008).
Menurut Lorsbach (2006), learning cycle adalah sebuah model pembelajaran dalam ilmu pendidikan yang konsisten dengan teori-teori kontemporer tentang bagaimana individu belajar. Model pembelajaran learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study atau SCIS (Trowbridge & Bylee dalam Wena, 2009).
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: eksplorasi (exploration), menjelaskan (explanation), dan memperluas (elaboration/extention), yang dikenal dengan learning cycle 3E.Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami perkembangan menjadi lima tahap, yaitu: pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation), sehingga dikenal dengan learning cycle 5E.

Dalam Fajaroh (2008) kelima tahap learning cycle 5E tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1)    Engagement (mengajak), yaitu fase yang bertujuan mempersiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka, serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan siswa tentang topic yang akan dipelajari berusaha dibangkitkan. Siswa juga diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
2)    Exploration (menyelidiki), pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
3)   Exlaination (menjelaskan), dalam fase ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.
4)   Elaboration/Extention (memperluas), yaitu siswaa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving.
5)   Evaluation (evaluasi), dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep atau kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong siswa melakukan investigasi lebih lanjut.

Menurut Fajaroh (2008), model pembelajaran learning cycle 5E memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
1.      Merangsang kembali siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya.
2.      Memberikan motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menambah rasa keingintahuan.
3.      Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen.
4.      Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari.
5.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.
Adapun kekurangan penerapan model learning cycle yang harus selalu diantisipasi adalah sebagai berikut:
1)   Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2)   Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3)   Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4)   Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Keterampilan proses sains merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Keterampilan proses sains tidak mementingkan konsep tetapi lebih menuntut pengembangan proses secara utuh melalui metode ilmiah. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. 
Menurut Rustaman (2005:96), keterampilan proses meliputi melakukan pengamatan, menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 140), keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variable, menafsirkan pengamatan (interpretasi), menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. 
Menurut Rustaman (2005:86) keterampilan proses sains terdiri dari sepuluh komponen keterampilan, yang tertuang dalam indikator dan sub indikatornya yaitu:
Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
No.
Indikator
Sub Indikator
1.
Mengamati/ observasi
-          Menggunakan sebanyak mungkin indera
-          Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan
2.
Mengelompokkan klasifikasi
-          Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
-          Mencari perbedaan, persamaan
-          Mengontaskan ciri-ciri
-          Membandingkan
-          Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
-          Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3.
Menafsirkan/ interpretasi
-          Menghubungkan hasil-hasilpengamatan
-          Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
-          Menyimpulkan
4.
Meramalakan/ prediksi
-          Menggunkan pola-pola hasil pengamatan
-          Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5.
Mengajukan pertanyaan
-          Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
-          Bertanya untuk meminta penjelasan
-          Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
6.
Berhipotesis
-          Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian
-          Menyadari bahwa  suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
7.
Merencanakan percobaan/penelitian
-          Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
-          Menentukan variabel/faktor penentu
-          Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
-          Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
8.
Menggunakan alat/bahan
-          Memakai alat bahan
-          Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
-          Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
9.
Menerapkan konsep
-          Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
-          Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10.
Berkomunikasi
-          Mengubah bentuk penyajian
-          Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik, tabel atau diagram
-          Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
-          Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
-          Membaca grafik, tabel atau diagram
-          Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
(Rustaman, 2005:86)
Inovasi Model Pembelajaran 5E dan Dampaknya Terhadap Keterampilan Proses Sains
No
Sintaks Model Pembelajaran 5e Konvensional
No
Inovasi Model Pembelajaran 5e
Keterampilan Proses Sains
1.
Fase 1:
Engagement
1.
Fase 1:
Engagement


·         Guru memusatkan perhatian siswa.

·         Guru membangkitkan minat, motivasi, dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.


·         Guru membangkitkan minat, motivasi, dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.

·         Guru menjelaskan fenomena-fenomena alam yang sedang terjadi untuk menggali pengetahuan siswa dalam materi laju reaksi “mengapa kayu yang berukuran lebih kecil lebih cepat terbakar dibandingkan kayu yang berukuran lebih besar?”
Mengamati/Observasi
·         Menggunakan indera sebanyak mungkin
·         Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan
Mengajukan pertanyaan
·         Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
·         Bertanya untuk meminta penjelasan
·          Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis

·         Guru memfasilitasi siswa dalam menggali pengetahuan awal melalui pemberian pertanyaan atau masalah yang terkait dengan materi laju reaksi.

·         Siswa merumuskan masalah dan mengajukan jawaban-jawaban sementara yang nantinya akan dicari solusinya atau pemecahan masalahnya pada fase selanjutnya.
2.
Fase 2:
Eksploration
2.
Fase 2:
Eksploration


·         Guru membagikan LKPD, memberikan suatu permasalahan untuk dicari solusinya oleh siswa.

·         Siswa membentuk kelompok heterogen untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang telah ditentukan siswa.


·         Siswa membentuk kelompok untuk diskusi mengenai permasalahan yang diajukan oleh guru, mencari solusi/jawaban untuk permasalahan tersebut, melakukan praktikum, melakukan pengujian hipotesis, serta melakukan pengumpulan data/informasi.

·         Guru membagi LKPD kepada siswa.
·         Siswa melakukan praktikum atau penyelidikan untuk menemukan solusi permasalahan.
·         Siswa mengajukan hipotesis.
·         Siswa mengumpulkan data atau informasi sesuai yang diamati.
Mengelompokkan klasifikasi
·         Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
·         Mencari perbedaan, persamaan
·          Mengontaskan ciri-ciri
·         Membandingkan

Menafsirkan/ interpretasi

Meramalakan/ prediksi

Berhipotesis

Merencanakan percobaan/penelitian

Menggunakan alat/bahan

·         Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa.



3.
Fase 3:
Explanation
3.
Fase 3:
Explanation


·         Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis data/informasi yang dikumpulkan dari kegiatan pada fase sebelumnya.

·         Siswa mencatat hasil pengamatan
·         Siswa berdiskusi tentang hasil pengamatan.
·         Siswa mencari dukungan teori untuk memperkuat hasil pengamatan.
Menerapkan konsep

Pengelompokkan/klarifikasi
·         Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

Berkomunikasi
·         Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis


·         Siswa menjelaskan konsep, informasi, pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan pada fase sebelumnya dengan kata-kata mereka sendiri.

·         Siswa menjelaskan konsep, informasi, pengetahuan yang sudah diperoleh pada hasil pengamatan dan diskusi.
Berkomunikasi
·         Menyusun  dan menyampaikan laporan secara sistematis
·         Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
·         Membaca grafik, tabel atau diagram
·         Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa

·         Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi siswa.

·         Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi siswa.


·         Guru membantu siswa untuk menemukan kembali informasi yang hilang atau mengganti informasi yang salah dengan yang baru.



4.
Fase 4:
Elaboration
4.
Fase 4:
Elaboration


·         Siswa mengaplikasikan konsep, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh pada fase sebelumnya.

·         Siswa mengaplikasikan konsep, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh pada hasil dikusi
Menerapkan konsep
·         Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru


·         Siswa menerapkan pemahaman konsep mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.

·         Siswa menerapkan pemahaman konsep mereka dengan melakukan kegiatan tambahan.
5.
Fase 5:
Evaluation
5.
Fase 5:
Evaluation


·         Guru melakukan umpan balik dengan memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan siswa yang telah dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.

·         Guru melakukan umpan balik dengan memanggil kembali ide-ide, pengetahuan atau keterampilan siswa yang telah dipelajari. Umpan balik dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.


·         Guru melakukan evaluasi/penilaian hasil belajar.

·         Guru memberikan penilaian akhir dari pelajaran dengan memberikan soal posttest berupa Essay.


1.      Menurut pendapat kalian apakah inovasi model 5E yang saya buat sudah cocok dengan keterampilan proses siswa? Jelaksan!
2.      Menrut pendapat kalian apakah model 5E ini lebih efektif dibandingkan dengan inovasi yang sudah saya buat sebelumnya?
3.      Apa saran dan pendapat kalian terhadap inovasi yang sudah saya buat?