DESAIN PENILAIAN OTENTIK
DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Kurikulum 2013
menitikberatkan pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga
komponen tersebut secara eksplisit dinyatakan dalam kompetensi inti yang harus
dimiliki siswa. Kurikulum 2013 juga mengatur kegiatan pembelajaran
yang mengutamakan pendekatan scientific (ilmiah) yaitu
mengamati, menanya, melatih, mencoba, menalar, dan meng-komunikasikan.
Perubahan yang mendasar itu juga berdampak pada sistem penilaian yang lebih
mengarah ke penilaian otentik.
Dalam Permendikbud Nomor
66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan Permendikbud
tersebut dijelaskan, bahwa penilaian terdiri atas: tes tulis, tes lisan,
praktek dan kinerja (unjuk kerja/ performance), observasi selama kegiatan
pembelajaran dan di luar pembelajaran, serta penugasan (terstruktur dan tugas
mandiri tak terstruktur). Penilaian otentik sebagai bentuk penilaian yang
mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau
bentuk. Kunandar menyatakan, bahwa penilaian otentik antara lain melalui
penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal,
demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi. Tujuan
penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai
konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, di mana
keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian otentik juga dapat
digunakan untuk menjamin informasi yang sebenar-benarnya tentang kemampuan atau
kompetensi peserta didik.
1. Pengertian
Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah
melaksanakan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai macam cara yang
berhubungan dengan tugas guru yakni menilai sejauhmana keberhasilan
pembelajaran. "Newman dan Wehlage dalam Peter Rennert-Ariev dan Loyola
College mengatakan, bahwa “who claim that assesments help studens create
discourse, products, and performance, that have value or meaning beyond success
in school”.Penilaian otentik dapat membantu peserta didik membuat wacana,
produk, dan pertunjukan yang memiliki nilai atau makna melampui kesuksesan di
sekolah.
2.
Prinsip-prinsip Penilaian Otentik
Sebagai bagian dari
kurikulum 2013, penilaian otentik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
komponen yang ada di dalamnya.namun disini guru mempunyai posisi yang sentral
dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam pembelajaran. Untuk itu
penilaian otentik harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip diantaranya
adalah: a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur
dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil,
berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian
merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihakpihak yang
berkepentingan. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.g. Sistematis,
berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku. h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. i. Akuntabel, berarti penilaian
dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3. Model
Penilaian Otentik
Banyak tugas dan kegiatan
penilaian pembelajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam penilaian otentik
selama tugas tersebut sesuai dengan hakikat penilaian otentik. O'Malley dan
Pierce menyebutkan beberapa model penilaian otentik, antara lain wawancara
lisan, menceritakan kembali teks, menulis sampel, proyek dan pameran,
eksperimen atau demonstrasi, constructed-response items, pengamatan guru, dan
portofolio Sementara itu, model penilaian otentik yang disebutkan oleh
Nurgiyantoro antara lain penilaian kinerja, wawancara lisan, pertanyaan
terbuka, menceritakan kembali teks atau cerita, portofolio, dan
proyek. Model penilaian otentik juga disebutkan oleh Kemendikbud, antara
lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian
tertulis.
4. Ruang
Lingkup Penilaian Otentik
Permendikbud Nomor 53
tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah bahwa ruang lingkup dalam penilaian otentik mencakup
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
5.
Teknik dan Instrumen Penilaian Otentik
Teknik dan instrumen
penilaian otentik untuk menilai kemajuan belajar siswa yang meliputi sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian otentik
dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri
dari:
1 Penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal
2 Pengetahuan
melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.
3 Keterampilan
melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio.
a.
Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Berdasarkan Salinan
Lampiran Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa ada beberapa cara yang
yang dapat digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sikap sosial siswa,
yaitu observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Instrumen yang
digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil observasi
dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru kimia, guru BK,
dan wali kelas Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar
penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna
ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan
format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk
penilaian antar teman berupa lembar penilaian antar teman menggunakan daftar
cek.
b.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Berbagai teknik penilaian
pengetahuan dapat digunakan sesuai karakteristik masing-masing KD. Teknik yang
biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes
tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes lisan dapat berupa kuis dan tanya jawab.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/ atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau klompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
praktik/kinerja, proyek, dan portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik
dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu,
seperti: praktikum kimia di laboratorium dan presentasi. Penilaian proyek (project based assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian,
penilaian proyek dapat mengukur pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Penialain produk meliputi
penilaian kemampuan peserta didik membuat produkproduk, teknologi, dan seni.
Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu: (1) Tahap persiapan,, meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk; (2)
Tahap pembuatan produk (proses), meliputi penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik; (3) Tahap penilaian
produk, meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria
yang ditetapkan, misalnya berdasarkan tampilan, fungsi, dan
estetika. Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau
holistik. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan (tahap persiapan, pembuatan produk, dan penilaian produk). Cara
holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
hanya pada tahap penilaian produk. Fokus penilaian portofolio adalah
kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode
pembelajaran tertentu.Melalui penilaian portofolio guru Kimia akan
mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya,
hasil karya peserta didik dalam menyusun atau membuat laporan praktikum Kimia
selama satu semester.Atas dasar penilaian itu, pendidik dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran Kimia.
Adapun ciri-ciri penilaian otentik
adalah sebagai berikut:
1
Penilaian harus mengukur
semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya,
dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja
(performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.
Penilaian kinerja atau produk dipastikan bahwa kinerja atau produk tersebut
merupakan cerminan dari kompetensi peserta didik secara nyata dan objektif.
2
Penilaian dilaksanakan
selama dan sesudah proses pembelajaran. Artinya, dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian
terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik
setelah melakukan kegiatan pembelajaran.
3
Penilaian menggunakan
berbagai cara dan sumber. Dalam melakukan penilaian terhadap peserta
didik harus menggunakan beberapa teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan
sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.
4
Penilaian bentuk tes hanya
salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara
komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasiinformasi
lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan
dalam melakukan penilaian.
5
Tugas-tugas yang diberikan
kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik
yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau
kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
6
Penilaian harus menekankan
kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas)
Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
harus mengukur kedalaman terhadap pengusaan kompetensi tertentu secara objektif
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan penilaian otentik
adalah sebagai berikut:
1
Penggunaan penilaian otentik memungkinkan dilakukannya pengukuran secara
langsung terhadap kinerja pembelajar sebagai indikator capaian kompetensi yang
dibelajarkan. Penilaian yang hanya mengukur capaian pengetahuan yang telah
dikuasai pembelajar hanya bersifat tidak langsung. Tetapi, penilaian otentik
menuntut pembelajar untuk berunjuk kerja dalam situasi yang konkret dan
sekaligus bermakna yang secara otomatis juga mencerminkan penguasaan dan
keterampilan keilmuannnya. Unjuk kerja tersebut bersifat langsung, langsung
terkait dengan konteks situasi dunia nyata dan tampilannya juga dapat diamati
langsung. Hal itu lebih mencerminkan tingkat capaian pada bidang yang
dipelajari.
2
Penilaian otentik memberi kesempatan pembelajar untuk mengkonstruksikan hasil
belajarnya. Penilaian haruslah tidak sekadar meminta pembelajar mengulang apa
yang telah dipelajari karena hal demikian hanyalah melatih mereka menghafal dan
mengingat saja yang kurang bermakna. Dengan penilaian otentik pembelajar
diminta untuk mengkonstruksikan apa yang telah diperoleh ketika mereka
dihadapkan pada situasi konkret. Dengan cara ini pembelajar akan menyeleksi dan
menyusun jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan analisis situasi
yang dilakukan agar jawabannya relevan dan bermakna.
3
Penilaian otentik memungkinkan terintegrasikannya kegiatan pengajaran, belajar,
dan penilaian menjadi satu paket kegiatan yang terpadu. Dalam pembelajaran
tradisional, juga model penilaian tradisional, antara kegiatan pengajaran dan
penilaian merupakan sesuatu yang terpisah, atau sengaja dipisahkan. Namun,
tidak demikian halnya dengan model penilaian otentik.
DESAIN PENILAIAN OTENTIK
PEMBELAJARAN KIMIA
1.
PENILAIAN AWAL PEMBELAJARAN
2.
PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN (BERPIKIR
KRITIS)
Indikator berpikir
kritis
No
|
Kelompok
|
Indikator
|
Sub indikator
|
1
|
Memberikan penjelasan sederhana
|
Memfokuskan pertanyaan
|
|
Menganalisis argumen
|
|
||
Bertanya dan menjawab pertanyaan
|
sederhana
|
||
2
|
Membangun keterampilan dasar
|
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
|
|
Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
|
|
||
3
|
Menyimpulkan
|
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
|
|
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
|
|
||
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
|
|
||
4
|
Memberikan penjelasan lanjut
|
Mendefinisikan istilah danmempertimbangkan suatu definisi
|
|
Mengidentifikasi asumsi-asumsi
|
|
||
5
|
Mengatur strategi dan taktik
|
Menentukan suatu tindakan
|
|
Berinteraksi dengan orang lain
|
|
Penilaian
kemampuan berpikir kritis siswa
Observer :
Hari/Tanggal :
Petunjuk pengisian
Berikanlah skor penilaian setiap aspek
penilaian dengan cara melingkari angka berdasarkan pengamatan anda terhadap
peserta didik pada materi senyawa hidrokarbon. Skor yang anda pilih didasarkan
pada rubrik penilaian.
No
|
Nama
|
Aspek penilaian kemampuan berpikir
kritis
|
Skor total
|
Nilai angka
|
Ket
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
Keterangan:
(1) =
Memberikan penjelasan sederhana
(2) =
Membangun keterampilan dasar
(3) =
Menyimpulkan
(4) =
Memberi penjelasan lanjut
(5) =
Mengatur strategi dan taktik
Rubrik
penilaian
No
|
Aspek
|
Indikator
|
Kategori
|
Skor
|
1.
|
Memberikan
penjelasan sederhana
|
·
memfokuskan pertanyaan
·
menganalisis argumen
·
bertanya dan menjawab pertanyaan
|
Tiga
indikator terpenuhi
|
3
|
Dua
indikator terpenuhi
|
2
|
|||
Satu
indikator terpenuhi
|
1
|
|||
2.
|
Membangun
keterampilan dasar
|
·
mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
·
mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi
|
Dua
indikator terpenuhi
|
2
|
Satu
indikator terpenuhi
|
1
|
|||
3.
|
Menyimpulkan
|
·
mendedukdi dan mempertimbangkan
hasil diskusi
·
menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
·
membuat dan menentukan hasil
diskusi
|
Tiga
indikator terpenuhi
|
3
|
Dua
indikator terpenuhi
|
2
|
|||
Satu
indikator terpenuhi
|
1
|
|||
4.
|
Memberi
penjelasan lanjut
|
·
mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi
·
mengidentifikasi asumsi-asumsi
|
Dua
indikator terpenuhi
|
2
|
Satu
indikator terpenuhi
|
1
|
|||
5.
|
Mengatur
strategi dan taktik
|
·
menentukan suatu tindakan
·
Berinteraksi dengan orang lain
|
Dua
indikator terpenuhi
|
2
|
Satu
indikator terpenuhi
|
1
|
3.
PENILAIAN KETERAMPILAN SISWA DALAM
PRESENTASI
4.
REKAP PENILAIAN PRESENTASI SISWA
5.
PENILAIAN SIKAP SISWA
Lembar Penilaian Sikap pada saat
diskusi
Mata Pelajaran
:
Kimia
Kelas/Semester
: X/1
Topik/Subtopik
: senyawa hidrokarbon
Indikator : Peserta
didik menunjukkan perilaku ilmiah disiplin, tanggung jawab,
jujur, teliti dalam berdiskudi
No
|
Nama Siswa
|
Kerja sama
|
Santun
|
Toleran
|
Responsif
|
Proaktif
|
Bijaksana
|
Jumlah Skor
|
1.
|
................
|
|||||||
2.
|
................
|
|||||||
...
|
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Skor 1, jika
tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
Skor 2, jika
kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
Skor 3, jika
sering berperilaku dalam kegiatan
Skor 4, jika
selalu berperilaku dalam kegiatan
Rentang nilai: skor ≤ 60 = cukup
61 ≤ nilai < 80 = baik
81 ≤ nilai ≤ 100 = sangat baik
Berdasarkan penjelasan diatas saya ingin bertanya kepada teman teman:
1.
Apa saja jenis penilaian autentik yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kurikulum 2013?
2.
Apakah dalam setiap proses pembelajaran dalam setiap materi harus
dilakukan semua rangkaian bentuk penilaian otentik? Atau harus disesuaikan
dengan pencapaian materi?